Presiden China Xi Jinping menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan mendorong upaya untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional mengenai Palestina, menuju solusi awal konflik tersebut.
“Pihak-pihak yang berkonflik harus mengakhiri permusuhan dan segera mencapai gencatan senjata, menghentikan semua kekerasan dan serangan terhadap warga sipil, melepaskan warga sipil yang ditawan, dan bertindak untuk mencegah hilangnya lebih banyak nyawa dan menghindarkan orang dari lebih banyak kesengsaraan,” kata Xi dalam pidato yang disampaikan di sesi khusus KTT BRICS yang digelar virtual, Selasa.
Pertemuan itu khusus diselenggarakan oleh pemimpin Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan untuk membahas perkembangan situasi di Gaza.
“Mengingat keadaan saat ini, sangat tepat waktu dan penting bagi negara-negara BRICS untuk bertemu dan menyuarakan keadilan dan perdamaian mengenai masalah Palestina-Israel,” kata Xi.
Xi mengatakan China mendukung diadakannya konferensi perdamaian internasional untuk membangun konsensus internasional bagi perdamaian dan berupaya mencapai solusi awal yang komprehensif, adil, dan berkeadilan atas isu Palestina.
“Hak rakyat Palestina atas kenegaraan, hak untuk hidup, dan hak untuk kembali telah lama diabaikan.
Ini adalah akar penyebab situasi Palestina-Israel,” kata dia.
“Satu-satunya cara yang tepat untuk memutus siklus konflik Palestina-Israel adalah solusi dua negara.
Tidak akan ada perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Timur Tengah tanpa solusi yang adil terhadap masalah Palestina,” kata pemimpin China itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan koridor kemanusiaan ke Gaza harus tetap aman dan tanpa hambatan, dan lebih banyak bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada penduduk di Gaza.
“Hukuman kolektif terhadap masyarakat di Gaza dalam bentuk pemindahan paksa atau perampasan air, listrik, dan bahan bakar harus dihentikan,” kata Xi, menegaskan.
Sejak Israel mulai mengebom Gaza setelah serangan mendadak kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, sedikitnya 13.000 warga Palestina terbunuh, termasuk lebih dari 9.000 perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 30.000 orang terluka, menurut angka terbaru yang dirilis otoritas Palestina.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung itu.
Di pihak lain, Israel mencatat 1.200 korban tewas akibat serangan Hamas.