JAVAFX –Presiden Trump berkomentar, dominasi dolar AS mulai pudar pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai dilemahkan pasca krisis Turki yang sudah mencair suasananya.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback mengalami tekanan dari beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1483, GBPUSD ditutup menguat di level 1,2795, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7339 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,05..
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1522, GBPUSD bergerak di level 1,2826, AUDUSD di level 0,7352 dan yen di level 110,07.
Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi penguatannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk perlawanan pasar dari pergerakan minggu sebelumnya yang membuat indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi Turki pasca tarif baru yang dikenakan Presiden Trump kepada Turki pada akhir pekan lalu.
Tarif baru impor logam Turki ke AS menyebabkan mata uang Lira anjlok dan membuat khawatir investor akan masa depan ekonomi Turki yang konon kabarnya bisa memunculkan aksi gagal bayar dari Turki. Situasi ini membuat pasar sempat panik di mana mata uang euro dan non dolar AS lainnya mengalami aksi jual yang besar dibarengi juga rencana kenaikan suku bunga the Fed yang masih kuat keinginannya.
Beberapa agenda ekonomi AS yang membaik memang sempat membuat mata uang AS mendominasi pergerakan pasar sebelumnya. Faktor menantikan kepastian bagaimana langkah selanjutnya dari bank sentral AS dalam menyikapi perkembangan suku bunganya dan situasi perang dagang akan menjadi bahan pertimbangan utama oleh investor untuk melakukan transaksi.
Namun di sisi lain, Presiden Trump mulai menunjukkan kekhawatirannya terhadap masa depan dari langkah yang diambil bank sentral AS, di mana the Fed sangat senang menaikkan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat. Dalam sebuah wawancaranya, Trump mengharapkan Powell membantu dirinya dalam usaha memperbaiki ekonomi AS. Trump juga menyebut bahwa China telah melakukan manipulasi mata uangnya sehingga dapat diuntungkan dengan kenaikan suku bunga the Fed.
Sejauh ini pula Trump juga bersikap skeptis dengan rencana yang akan dia ambil terhadap China di mana pihak China kemungkinan besar akan tetap melakukan tindakan licik terhadap AS sehingga Trump merasa perundingan dengan China tidak akan menyelesaikan masalah tarif. Poin ini masih bisa menahan kejatuhan dolar AS pasca RBA minutes yang memutuskan suku bunga Australia tetap rendah karena kinerja ekonomi yang rendah juga.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi