Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan menerima Wakil Presiden AS Kamala Harris untuk mengadakan pembicaraan hari Rabu di Istana Elysee dengan agenda yang mencakup masalah perubahan iklim, ekonomi, kesehatan global, dan rantai pasokan.
Harris tiba di Paris hari Selasa (9/11) untuk lawatan empat hari, dalam upaya untuk meredakan ketegangan terkait kesepakatan kapal selam nuklir.
Hubungan Washington dengan Paris mencapai titik terendah tahun ini setelah perjanjian kapal selam AS-Inggris dengan Australia membatalkan kesepakatan kapal selam Prancis dengan Australia.
Menjelang pertemuan dengan Macron, Harris dan suaminya, Doug Emhoff, mengunjungi Pasteur Institute di Paris pada hari Selasa, dan bertemu dengan ilmuwan Amerika dan Prancis yang sedang meneliti tentang COVID-19 dan kesiapsiagaan pandemi secara global.
Para pejabat mengatakan kunjungan itu menekankan pertukaran ilmiah yang telah lama berlangsung antara AS dan Prancis, dan tekad untuk mengatasi berbagai tantangan global, khususnya untuk mengakhiri pandemi.
“Ini bukan hanya sinyal keadaan hubungan sekarang ini dan dedikasi kami bagi masa depan, tetapi juga merupakan pernyataan luar biasa mengenai sejarah hubungan antara Prancis dan AS dalam berbagai isu, tetapi secara khusus dalam riset ilmiah,” kata Harris ketika ditanya apakah kunjungan ke Pasteur Institute mencerminkan situasi saat ini dalam hubungan antara kedua negara.
Ia menambahkan beberapa dari penemuan paling signifikan dalam sains mengenai berbagai isu, mulai dari rabies hingga HIV-AIDS, kanker payudara, mRNA serta apa yang terkait dengan vaksin dan pandemi, berlangsung di lembaga tersebut dalam kerja sama antara para ilmuwan Prancis, ilmuwan Amerika dan ilmuwan dari seluruh dunia.
Selain bertemu Macron, Harris dan suaminya ambil bagian dalam upacara peletakan karangan bunga pada hari Rabu di Suresnes American Cemetery and Memorial di luar kota Paris untuk memperingati Hari Veteran AS dan Hari Gencatan Senjata, yang memperingati berakhirnya Perang Dunia I.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan hari Selasa bahwa pertemuan bilateral itu penting karena hubungan AS dan Prancis merupakan hubungan global, dan bahwa Prancis serta sekutu-sekutu Eropa lainnya merupakan kunci bagi masa depan AS.