JAVAFX – Prancis dan Uni Eropa siap melawan balik atas ancaman tarif AS terbaru terhadap produk Prancis, kata menteri pemerintah Prancis pada Selasa (03/12/2019) sebagaimana dilansir dari Reuters.
Sebelumnya di hari Senin, pemerintah AS mengatakan mereka dapat mengenakan bea sampai 100% pada impor $ 2,4 miliar dari Perancis, termasuk sampanye, tas tangan, keju, dan produk lainnya, setelah menyimpulkan bahwa pajak layanan digital baru Prancis akan merugikan perusahaan teknologi A.S.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menggambarkan proposal AS sebagai “tidak dapat diterima”. “Dalam hal sanksi baru Amerika, Uni Eropa akan siap untuk melakukan balasan,” kata Le Maire kepada Radio Classique. Sementara Menteri ekonomi junior Prancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan kepada Sud Radio bahwa Prancis akan “garang” dalam berurusan dengan AS mengenai masalah ini, dan bahwa Prancis tidak akan mundur dengan rencana pajak digitalnya.
Retribusi 3% Prancis berlaku untuk pendapatan dari layanan digital yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan dengan lebih dari 25 juta euro ($ 27,86 juta) dalam pendapatan Prancis dan 750 juta euro ($ 830 juta) di seluruh dunia.
Tetapi kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pada hari Senin bahwa penyelidikannya menemukan bahwa pajak Prancis “tidak konsisten dengan prinsip-prinsip kebijakan pajak internasional yang berlaku”. Dikatakan pihaknya menemukan proposal pajak Perancis “sangat memberatkan bagi perusahaan-perusahaan AS yang terkena dampak,” termasuk Google Alphabet Inc, Facebook Inc, Apple Inc dan Amazon.com Inc.
Putusan terbaru oleh pemerintah AS memukul saham barang-barang mewah Prancis terkemuka, diantaranya LVMH, Kering dan Hermes, yang masing-masig turun 1,4% menjadi 1,5% pada awal perdagangan di hari Selasa. Hal ini membuat pasar semakin merana, setelah dipukul oleh aksi demo di Hong Kong. (WK)