JAVAFX – Pound sterling sedikit menekan greenback lagi pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai bentuk lanjutan dari pergerakan investor yang meningkat setelah sadar bahwa kebijakan Trump menghentikan Tillerson akan membahayakan keamanan dunia.
Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan kepada mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.3384 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3963. USDJPY untuk sementara berada di level 106,45 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106,47. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7877 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7856.
Secara garis besar memang dolar AS sedikit mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia apalagi yen sebagai bentuk aksi lanjutan dari semalam, dengan pertimbangan sebagai bentuk aksi perlawanan investor terhadap sikap dari presiden AS Donald Trump yang telah memecat Menteri Sekretaris Negara Rex Tillerson dan menggantikannya dengan sosok yang lebih kontroversional Mike Pompea yang merupakan bekas ketua CIA.
Situasi ini tentu tidak menguntungkan bagi mata uang AS tersebut karena investor ingin situasi aman yang akan terjadi sebelumnya dengan rencana pertemuan Presiden Trump dengan pemimpin Korea Utara Presiden Kim Jong-un yang rencananya akan diselenggarakan pada Mei nanti.
Investor juga merasa khawatir terhadap masa depan Iran dan Venezuela yang rencananya akan mendapatkan kelonggaran sanksi dari AS yang sudah dikerjakan Tillerson sebelumnya, dan sekarang situasi kondusif tersebut mungkin tidak akan diketemukan lagi seiring Pompeo mendampingi Trump.
Sebelumnya tekanan kepada dolar AS belum mereda setelah data inflasi AS kurang mendukung kenakkan suku bunga the Fed secara agresif, di mana investor ingin sesuatu yang lebih menggebrak semangat beli dolar AS yang sudah lama mengalami tekanannya.
Bursa saham Asia sendiri kurang begitu bergairah awalnya, namun beberapa data China dan hasil dari BoJ meeting membuat semuanya segera berubah di mana mata uang Inggris ini juga menikmati saat-saat indahnya kembali bersama mata uang Asia.
Faktor menguatnya pound sendiri setelahMenteri Keuangan Inggris menyatakan bahwa pertumbuhan ekonominya akan mengalami peningkatan walau badai Brexit masih belum jelas kepastiannya, sehingga sentimen ini tentu memberi langkah yang positif bagi pound.
Memang sejauh ini, masalah Brexit tentu menjadi titik poin utama dari pergerakan pound karena segala bentuk data ekonomi Inggris sangat tidak berpengaruh besar terhadap masa depan ekonomi Inggris.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Daily Express