Pound Sterling Membaik Jelang Rilis Data Aktivitas Jasa Inggris

0
110

JAVAFX – Pound sterling membaik jelang rilis data aktivitas jasa Inggris pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini memang belum leluasa karena investor akan melihat apakah data Inggris tersebut bisa lebih baik daripada data jasa milik AS atau tidak.

Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, tapi tipis, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.3595 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3572. USDJPY untuk sementara berada di level 109,65 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 109,84. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7523 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7491.

Pound bergerak dengan sisi koreksi kepada dolar AS di siang ini, di mana investor sedang was-was dengan kelanjutan cerita dari kinerja ekonomi Inggris, membaikkah atau makin memburuk seperti beberapa data ekonomi Inggris sebelumnya. Semalam, pound sendiri mengalami tekanan dari greenback karena yield obligasi AS untuk 10 tahun terus bertahan di kisaran level 3%, yang berarti dolar AS harus menguat karena suku bunga the Fed akan didorong untuk dinaikkan dalam waktu dekat lagi.

Memang semalam the Fed tidak merubah kebijakan suku bunganya, akan tetapi terungkap dalam wacananya bahwa bank sentral AS ini masih mempunyai kemampuan menaikkan suku bunganya kembali pada tahun ini karena inflasi sudah sedikit dibawah target serta sektor tenaga kerjanya juga masih prima. The Fed semalam tidak mau tergesa-gesa menaikkan suku bunganya agar nilai dolar AS tidak overvalued.

Sedangkan cerita suku bunga ini berlaku lain untuk Inggris, di mana dalam ungkapan terakhirnya, Gubernur Bank of England, Mark Carney menyatakan ke publik bahwa suku bunga bank sentral Inggis baru bisa naik mulai tahun-tahun mendatang. Pernyataan Carney tersebut memang bisa memupuskan harapan investor pound untuk menguat lebih lanjut, sesuai dengan keinginan Carney sendiri untuk membutuhkan penurunan laju inflasi dengan cara menguatkan nilai mata uangnya.

Seperti kita ketahui sejak referendum Brexit di Juni 2016 lalu, nilai pound melemah tajam sehingga membuat laju inflasinya berada jauh di atas target bank sentral 2%. Kondisi ini menyulitkan Inggris untuk segera menormalisasi kebijakan moneternya mengikuti langkah the Fed.

Hasil dari beberapa fundamental ekonomi Inggris juga terus memburuk, sehingga hasil tersebut sepertinya tidak bisa mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut. Data seperti inflasi, penjualan eceran, situasi tenaga kerja dan aktivitas industri Inggris, semuanya menunjukkan bahwa kinerja ekonomi Inggris mendingin sehingga sangat sulit bagi bank sentral Inggris untuk menaikkan suku bunganya. Nah, nanti malam apakah data jasa Inggris juga akan turun?

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Bloomberg