Pound Sterling Melemah Jelang Data Beige Book

0
394

JAVAFX – Berita forex di hari Rabu(17/1/2018), pound sterling melemah jelang data Beige Book pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana pelemahan ini juga merupakan perwujudan inflasi di Inggris yang sudah menurun kembali sehingga desakan kenaikan suku bunga Inggris juga makin melonggar.

Secara umum dolar AS masih bergerak sedikit menekan kepada mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.3775 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3789. USDJPY untuk sementara berada di level 110,79 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 110,46. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7952 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7960.

Secara garis besar memang dolar AS masih mudah untuk dilemahkan kembali pada perdagangan kali ini dengan sisi tekanan yang terjadi masih ada dan bisa berlanjut lebih besar dari mata uang utama Asia Pasifik seperti perdagangan semalam, dengan sentimen yang belum berubah ke arah yang positif bagi semua kegiatan AS dan membuat mata uangnya, dolar AS, terus melemah.

Masalah inflasi AS yang selalu dikeluhkan the Fed dan membuat investor yakin bahwa suku bunga the Fed hanya naik 3 kali saja dan tanpa kejutan, tentu membuat dorongan penguatan dolar AS berakhir dengan seketika. Investor sebetulnya butuh dorongan lebih untuk membangkitkan selera beli dolar, di mana sebetulnya hal tersebut bisa melihat dari keyakinan para ekonom dunia bahwa pertumbuhan upah AS bisa meningkat di tahun ini berkat produktivitas ekonominya yang membaik sehingga suku bunga the Fed bisa naik 4 kali di tahun ini, sepertinya tidak dilihat sebagai bentuk pertahanan yang baik untuk mengoleksi dolar AS lebih lama.

Beberapa sentimen negatif terus muncul untuk melemahkan dolar AS dengan memandang bahwa bank sentral AS, Federal Reserve sedang melakukan kerjanya untuk memperbaiki defisit neracanya. Dengan jalan dolar AS melemah maka dapat dipastikan nilai defisit neraca bank sentral akan menyempit, dan kemampuan bank sentral untuk mengatasi masalah keuangan yang akomodatif akan meningkat dalam menghadapi situasi seperti krisis ekonomi.

Faktor perombakan kabinet pemerintahan Perdana Menteri Theresa May sudah berlalu dan tanpa gejolak. Kasus bangkrutnya salah satu kontraktor besar di Inggris, Cerrilon, membuat situasi ekonomi Inggris dikejar bayang-bayang akan beratnya langkah ekonomi Inggris menghadapi kemandiriannya untuk keluar dari pasar tunggal Eropa di tahun depan.

Terbukti dengan angka inflasi bulanan dan tahunan yang terakhir semuanya mengalami penurunan sehingga gejolak desakan kenaikan suku bunga ataupun normalisasi kebijakan moneter BoE kembali luntur sehingga ini tentu berefek terhadap pound sterling untuk berhenti menguat. Nanti malam ada Beige Book yang akan sangat menentukan langkah pound sterling yang bisa mengarah melemah atau menguat di seminggu ke depan.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: BBC