JAVAFX – Berita forex di hari Kamis(25/1/2018), pound sterling melanjutkan penguatannya pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah penguatan ini bentuk wacana baru dari AS bahwa mata uangnya memang harus turun atau melemah dalam jangka waktu yang panjang.
Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4320 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.4241. USDJPY untuk sementara berada di level 108,76 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 109,21. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,8113 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,8060.
Secara garis besar memang dolar AS sempat tertekan dalam beberapa hari ini setelah dilaporkan bahwa pemerintah AS tidak bisa menjalankan fungsi negara dalam melayani masyarakatnya dan membuat kinerja ekonomi AS bisa menurun. Pergerakan mata uang AS yang tenggelam tersebut berkat pernyataan Mnuchin di kala menghadiri pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos Swiss, di mana dirinya berkata bahwa pelemahan mata unag AS ini sangat membantu perdagangan di pihak AS.
Mnuchin juga menegaskan bahwa dengan pelemahan tersebut maka kinerja ekonomi AS dapat membaik disertai dengan pemotongan pajak yang baru dilaksanakannya. Pernyataan tersebut menimbulkan perang mata uang di dunia alias currency war dengan greenback melemah hampir 1% sebagai awal pelemahan terbesar sejak 3 tahun ini. Dan lanjutan pelemahan tersebut belum berhenti hingga siang ini.
Selain itu, tekanan ke dolar juga tidak berhenti karena bank-bank sentral dunia lainnya juga sedang berlomba-lomba mengejar ketertinggalan suku bunganya dari the Fed. Lomba mengembalikan kembali kebijakan moneter supaya normal, menjadi penyebab utama greenback melunak meski data-data ekonomi AS membaik. Hal lain adalah persoalan pernyataan dari Trump juga membuat sentimen negatif bagi dolar AS seakan tidak ada habisnya. Wacana mundurnya AS dari NAFTA berdasar ancaman Trump, membuat pasar sedikit panik dengan keluar dari pasar perdagngan AS karena di rasa kurang nyaman.
Kondisi pelemahan dolar AS ini bisa berhasil dihentikan di kala pernyataan Presiden Trump esok hari ketika menghadiri pada Forum Ekonomi Dunia di Davos Swiss. Harapannya memang Trump memberikan wacana kenapa beberapa pejabatnya memberikan komentar seperti di atas.
Kondisi ekonomi Inggris sendiri memang sedang timbul tenggelam, namun data tenaga kerja terakhir menampakkan bahwa ada sebuah peringatan bahwa kinerja ekonomi Inggris akan mereda terlebih dahulu sehingga tekanan terhadap normalisasi kebijakan moneternya juga agak berkurang.
Harapan lanjutan penguatan poundsterling yang lebih besar adalah dari berhasil tidaknya perundingan Brexit selanjutnya yang diperkirakan baru akan dimulai pekan depan.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: BBC