Pound Sterling Lanjutkan Penguatannya

0
135

JAVAFX – Berita forex di hari Kamis(15/2/2018), pound sterling lanjutkan penguatannya terhadap greenback pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah penguatan ini bentuk penerusan penguatan dari semalam yang menganggap perekonomian di AS akan membawa kondisi yang meredup akibat dari kombinasi data ekonomi AS yang kurang menguntungkan konsumennya.

Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4009 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3993. USDJPY untuk sementara berada di level 106,55 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106,97. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7955 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7925.

Secara garis besar memang dolar AS masih menghadapi tekanan dari mata uang utama dunia dengan pertimbangan faktor pasar ekuitas dan pasar obligasi di AS yang sudah stabil dan khawatir atas hasil data ekonomi AS semalam yang mengisyaratkan bahwa kondisi belanja konsumen AS akan mengalami saat-saat yang suram.

Berkaca kepada data upah AS yang naik di 2 pekan lalu dan lalu membuat pasar ekuitas di dunia kacau dan panik di mana investor khawatir dengan inflasi yang meningkat maka the Fed akan menaikkan suku bunganya segera dengan agresif, di mana banyak pengamat melihat bahwa kenaikan suku bunga AS tersebut bisa 4 kali di tahun ini.

Kondisi inflasi AS yang naik memang sempat menggugah investor mengoleksi dolar AS, namun data penjualan eceran AS di awal tahun ini ternyata telah menurun lagi, sehingga investor kuatir bahwa potensi kenaikan suku bunga akan sedikit menghilang untuk naik 4 kali. Hal lain bahwa kombinasi inflasi yang naik dan penjualan eceran yang turun bisa membuat program pemotongan pajak sia-sia di mana daya beli konsumen AS kemungkinan akan mereda pada semester ini. Pertanda bahwa siklus ekonomi AS telah berada di tahap distribusi dari puncaknya.

Kondisi ekonomi Inggris sendiri memang sedang dikhawatirkan banyak pihak, dengan beberapa data ekonomi Inggris yang akhir-akhir ini menyulitkan BoE yang ingin segera melakukan normalisasi terhadap kebijakan moneternya, sehingga pengaruh terhadap mata uang pound juga tidak terlalu bagus kinerjanya.

Data inflasi Inggris terakhir makin menyulitkan untuk menurunkan keinginan inflasinya, namun makin memperteguh keinginan percepatan kenaikan suku bunga di semester pertama tahun ini atau Mei nanti.

Banyak pihak ekonom dunia memang memperkirakan bahwa Mei ini suku bunga Inggris sudah bisa naik kembali, sehingga sepanjang pekan ini, kondisi perdagangan pound memang sedang naik karena suku bunga Inggris akan berubah, namun bisa turun ketika masalah Brexit kembali menyeruak.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Guardian