JAVAFX – Berita forex di hari Rabu(25/10/2017), pound sterling hadapi kendala penguatannya meskipun pada perdagangan hari ini di sesi Asia siang pound berhasil keluar dari dasar pelemahannya semalam yang diakibatkan membaiknya data ekonomi AS dan makin tidak percaya dirinya BoE dalam menghadapi tantangan kenaikan suku bunganya.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak menekan kepada mata uang dunia. Sejauh ini GBPUSD untuk sementara berada di level 1,3134 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 1,3126. Untuk USDJPY untuk sementara berada di level 113,80 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 113,88. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7718 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7775. Untuk yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,6388 setelah tadi pagi ditutup di level 6,6415.
Runtuhnya cable dari greenback tak lepas dari pernyataan deputi gubernur Bank of England Jon Cunliffs bahwa kenaikan suku bunga bank sentral Inggris untuk pertamakalinya masih merupakan pertanyaan yang terbuka, sehingga membuat investor mengurangi ekspektasinya terhadap kenaikan suku bunga di November nanti.
Cunliffe beralasan bahwa situasi ekonomi Inggris kurang dapat mendukung kenaikan tersebut, meskipun sisi inflasi Inggris jauh diatas target bank sentral, namun rupanya tingkat upah yang sulit bergerak naik membuat daya beli konsumen Inggris lemah sehingga tentunya juga belum mampu mendongkrak tingkat pertumbuhannya atau PDB Inggris.
Cunliffe juga beralasan bahwa jika suku bunga Inggris dinaikkan maka tingkat hutang konsumen Inggris akan membengkak, disertai pula sektor kredit juga akan melemah tajam disaat tingkat upah dan kegiatan bisnis di Inggris sedang melemah akibat dari pelemahan nilai dari cable atau pound dan membludaknya impor barang ke Inggris. Sepertinya pasar paham akan kegalauan Cunliffe tersebut karena pasar mengendus bahwa bank sentral Inggris menantikan kejelasan perundingan Brexit selanjutnya.
Pelemahan pounds sendiri juga tak bisa lepas dari faktor suksesi pengganti Yellen, yang menurut berita terakhir mengarah ke John Taylor yang terkenal hawkish bagi dolar AS. Beberapa anggota GOP atau Partai Republik AS lebih senang Taylor lah yang menggantikan Yellen karena menurut mereka bahwa dosen Stanford University tersebut lebih akomodatif dan dapat menyeimbangkan dengan keinginan Trump
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Daily Mail