JAVAFX – Berita forex di hari Jumat(2/2/2018), pound sterling dalam tahap konsolidasi sejenak pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pelemahan ini bentuk wacana baru dari AS bahwa mata uangnya memang harus membalas penurunan yang terjadi di pekan ini dan pasar juga menantikan kunci pergerakan mata uang utama selanjutnya dengan melihat data tenaga kerja AS yang baru rilis nanti malam.
Secara umum dolar AS masih bergerak memberikan tekanan kepada mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4255 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.4263. USDJPY untuk sementara berada di level 109,67 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 109,38. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,8001 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,8038.
Secara garis besar memang dolar AS masih bertahan untuk tidak terlalu menekan yang besar kepada mata uang utama dunia dengan pertimbangan mengambil aksi beli kembali kepada greenback setelah mengalami tekanan selama perdagangan di pekan ini. Sebagian besar investor juga melihat dari hasil Fed meeting di pekan ini bahwa pasar semakin yakin terhadap kenaikan suku bunga yang masih bisa terjaga di bawah kepemimpinan yang baru.
Pasar belum memperlihatkan reaksi kepada the Fed setelah Janet Yellen digantikan oleh Jerome Powell, namun banyak pihak memang sedang ragu dengan masa depan the Fed dibawah kendali Jay Powell tersebut di mana muncul pertanyaan yang besar yaitu apakah Jay bisa terus menjaga tingkat pengangguran berada di level ‘full-employment’ atau tidak, dan apakah bisa menjaga kestabilan dan sekaligus mengangkat inflasi yang lebih besar.
Kami melihat bahwa sisi penguatan dolar AS masih bisa muncul jelang beberapa data penting di pekan mendatang, karena sepanjang bulan lalu, indeks dolar telah mengalami koreksi yang cukup dalam lebih dari 3% di Januari lalu, sehingga akan muncul di benak investor bahwa indeks dolar sedang masuk masa-masa konsolidasinya.
Keyakinan ini muncul setelah the Fed melihat bahwa inflasi AS sedang menunjukkan tren kenaikannya sehingga bank sentral AS ini berani menargetkan suku bunganya bisa segera mencapai titik optimal di level 2,5%. Pasar juga menantikan data payroll nanti malam yang diperkirakan lebih bagus daripada periode sebelumnya sehingga muncul di benak investor bahwa kinerja ekonomi AS untuk tetap solid dan stabil.
Kondisi ekonomi Inggris sendiri memang sedang timbul tenggelam, dengan data manufaktur Inggris yang terakhir menyimbolkan bahwa ada sebuah peringatan untuk kinerja ekonomi Inggris akan mengalami penurunan terlebih dahulu sehingga tekanan terhadap normalisasi kebijakan moneternya juga agak berkurang.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Guardian