Pound Sterling Beri Tekanan Kepada Greenback

0
106

JAVAFX – Berita forex di hari Senin(26/2/2018), pound sterling beri tekanan kepada greenback pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah penguatan ini sebagai bentuk kepercayaan diri investor yang meningkat untuk melakukan penjualan portfolio berbasis AS kembali setelah berembus kabar bahwa ketua the Fed yang baru akan menyatakan nada yang dovish ketika memberi testimoni kepada Kongres AS.

Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4021 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3961. USDJPY untuk sementara berada di level 106,53 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106,88. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7875 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7840.

Secara garis besar memang dolar AS masih mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia dengan pertimbangan faktor pasar obligasi di AS yang memasuki saat-saat aksi ambil untungnya di mana tingkat imbal hasilnya sudah mulai menapaki tren penurunannya sejak tadi pagi tadi dan pasar saham dunia juga sudah mulai pulih kenaikannya.

Padahal sebelumnya investor sangat khawatir atas hasil belanja anggaran Presiden Trump yang sangat besar untuk setahun ke depan sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran yang akan bertambah $1 trilyun di tahun anggaran 2019 nanti.

Hasil paparan atau notulen hasil rapat suku bunga the Fed serta lelang obligasi di pekan lalu sebetulnya sempat membuat dahaga investor bengkit, di mana investor global sangat yakin akan kenaikan suku bunga the Fed secara agresif. Ini semua berdasar dari beberapa data ekonomi AS di pekan lalu seperti data klaim pengangguran mingguan dan data inflasi AS yang membaik seakan mengingatkan bahwa tingkat inflasi AS akan segera meningkat sehingga bank sentral AS, the Fed bisa menaikkan suku bunganya segera dengan agresif, di mana banyak pengamat melihat bahwa kenaikan suku bunga AS tersebut bisa 4 kali di tahun ini.

Kondisi ekonomi di AS memang menjadi panutan yang sangat penting bagi investor pasar uang global. Setelah faktor pemotongan pajak AS yang berhasil diloloskan Kongres, pasar percaya bahwa pertumbuhan ekonomi AS bisa tumbuh kuat dengan cepat di masa yang akan datang. Namun perlahan-lahan investor sempat khawatir dengan munculnya defisit kembar, sehingga rasa penguatan dolar AS sendiri agak terbatas, di mana investor tampaknya sangat yakin Jerome Powell tidak akan bernada hawkish di saat bertemu dengan Kongres dalam rapat tengah tahunannya.

Penguatan pound juga terdorong oleh pernyataan Deputi Gubernur BoE, Dave Ramsden bahwa suku bunga Inggris sepertinya bisa dinaikkan lebih cepat daripada jadwal yang sudah diinginkan sebelumnya oleh BoE.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: BBC