JAVAFX – Pound sterling belum bergerak liar pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini memang masih melihat sisi ketegangan antara AS dengan China pasca pernyataan Presiden Xi Jinping yang mampu meredakan gejolak perang dagang.
Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4135 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.4127. USDJPY untuk sementara berada di level 107,10 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106,74. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7730 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7694.
Sebelumnya nilai dolar AS mengalami pelemahannya terhadap pound dan mata uang utama dunia lainnya karena sedang tersandung masalah perang dagang antara China dengan AS. Tindakan saling berbalas masalah besaran tarif dan jumlah produk yang terkena tarif baru, telah membuat pusing investor di mana beberapa pedagang pasar uang sedikit menghindari aset-aset berdenominasi dolar dan mencari aset pengamannya.
Namun Presiden China, Xi Jinping di forum ekonomi Asia Boao China, menyerukan bahwa China akan segera menurunkan tarif impor kendaraan dan makin membuka diri dalam hal perdagangan demi mensukseskan perdagangan internasional yang lebih adil. Pernyataan Presiden Xi tersebut diibaratkan sebagai bentuk menahan diri dari China agar konflik dagang dengan AS segera mencair.
Presiden Xi juga mengungkapkan bahwa reformasi ekonomi termasuk reformasi perdagangan China akan segera diterima pasar dan membawa keberhasilan yang tinggi. Pernyataan tersebut merupakan sindiran keras kepada Trump sebagai jawaban dari kekesalan Trump yang sebelumnya sempat mengungkapkan rasa yang tidak adil dari China dalam membuat perjanjian kerjasama perdagangan dengan AS.
Pound sendiri tidak banyak bergerak dengan dolar AS, namun dengan yen lain cerita, karena ucapan Presiden Xi tersebut teoah membawa yen untuk sesaat dijauhi investor.
Pound sejauh ini masih sulit untuk menguat tajam karena beberapa kendala Inggris maaih membelenggu kinerja mata uangnya. Masalah perbatasan Inggris-Irlandia masih belum selesai, serta beberapa data ekonomi Inggris seperti penjualan eceran dan data tenaga kerjanya, kurang begitu mendukung akan naiknya suku bunga Bank of England.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Daily Express