Setelah memecahkan Rekor tahun 2011 di level 1920.80 pada hari Senin di minggu ini dengan mencapai rekor baru sepanjang sejarah di level 1945.47. Namun, pada hari Selasa, terjadi kembali rekor baru sepanjang masa di level 1980.93. Namun karena reli terus menerus, maka nampaknya saat ini Emas sedang jenuh untuk sementara waktu sehingga mulai terkoreksi turun kembali. Namun Emas masih punya potensi naik karena semua bank sentral mendukung suku bunga negatif, adanya ketegangan geopolitik terutama di laut Cina Selatan, ketidakpastian akibat kejatuhan ekonomi dan keuangan karena pancemi Covid-19.
Saat ini aksi jual dolar AS mereda jelang pertemuan FOMC Kamis dini hari nanti dan serta munculnya harapan bahwa paket stimulus fiskal AS yang besar akan di setujui. Emas sebagai Safe Havens telah naik harganya sebesar 27% pada tahun ini akibat pandemi Covid-19 yang menimbulkan keraguan atas kondisi ekonomi dunia terutama Amerika serta ketegangan Cina dan AS di Laut Cina Selatan maupun karena pandemi Covid-19 ini.
Stimulus besar-besaran di seluruh dunia di khawatirkan akan menjadi penyebab inflasi sehingga membuat permintaan Safe Havens Emas semakin meningkat. Bahkan Goldman Sachs, Bank Investasi Global memprediksi bahwa Emas akan mencapai level $2300/troy ons untuk menjadi lindung nilai dari turunnya harga Dolar AS karena inflasi.