Pola Risk-aversi Tahan Penguatan Pound

0
121

JAVAFX – Pola risk-aversi tahan penguatan pound pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini memang belum liar di mana investor masih menantikan kelanjutan dari tensi geopolitik di Suriah.

Secara umum dolar AS masih bergerak mengalami tekanan dari mata uang Inggris, tapi tipis, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.4232 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.4227. USDJPY untuk sementara berada di level 107,34 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 107,30. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7771 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7752.

Sebelumnya nilai dolar AS mengalami pelemahannya terhadap pound, namun menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya karena tensi perang Suriah agak mereda setelah Presiden Trump belum memutuskan untuk melancarkan serangan militernya. Kondisi ini sebetulnya memunculkan pola risk-aversi atau investor mencari aset-aset yang lebih berisiko, namun beruntung bagi pound tidak ikut mengalami tekanan setelah Perdana Menteri Inggris, Theresa May mendapatkan kata setuju dari para menteri seniornya bahwa pasukan militer Inggris bisa ikut serta mendukung AS dalam rangkaian rencana serangan militer ke Suriah.

Pound sendiri tidak banyak bergerak dengan dolar AS, di mana investor sedang was-was dengan kelanjutan cerita di Suriah tersebut. Selain itu, beberapa pejabat bank-bank internasional kembali lagi memberi peringatan kepada pemerintah Inggris agar segera menyelesaikan masalah Brexit yang sampai hari ini, para bankir dunia ini ingin segera mendapatkan kepastian tentang bisnis mereka di Inggris pasca Brexit.

Seperti kita ketahui bahwa London merupakan pusat operasi keuangan bagi sektor layanan perbankan untuk kawasan Uni Eropa. Namun dengan adanya Brexit, maka perbankan tersebut harus segera memindahkan atau membuat kantor operasi baru diluar London atau Inggris, jika memang ada kesepakatan Brexit seperti itu.

Kondisi ini telah berlarut-larut, dan ketidakpastian Brexit ini sangat berakibat bagi pound yang memang enggan untuk menguat tajam, padahal Bank of England butuh pound yang kuat nilainya demi menurunkan tingkat inflasinya yang sangat di atas target bank sentral.

Pound sejauh ini masih sulit untuk menguat tajam karena beberapa kendala Inggris maaih membelenggu kinerja mata uangnya. Masalah perbatasan Inggris-Irlandia masih belum selesai, serta beberapa data ekonomi Inggris seperti penjualan eceran dan data tenaga kerjanya, kurang begitu mendukung akan naiknya suku bunga Bank of England.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: Daily Express