JAVAFX -Dengan berurai air mata, PM Inggris Theresa May pada hari Jumat 24 Mei 2019 waktu London mengumumkan pengunduran dirinya, setelah didera ketidakpastian dan goncangan politik seputar Brexit.
Bertempat di kantor 10 Downing Street, London, May mengaku gagal memimpin Inggris untuk keluar dengan lancar dari Uni Eropa
Selain resmi meletakan jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris pada 7 Juni mendatang, May juga menandaskan dirinya akan mundur sebagai Ketua Partai Konservatif . Tentu saja pengunduran diri May akan membuka peluang terjadinya perebutan kepemimpinan partai untuk menentukan pemimpim baru Inggris.
Dengan suara terbata-bata, May terisak :” Saya akan segera meninggalkan tugas yang telah menjadi kehormatan seumur hidup bagi saya. Perdana Menteri wanita kedua, tapi tentu bukan yang terakhir!” May juga menegaskan bahwa dirinya tidak punya dendam sama sekali (terhadap lawan –lawan politiknya)
Tentu saja pengunduran diri Perdana Menteri Inggris tersebut segera menambah beban sentimen negatif bagi performa GBP.
Terhadap USD, sebagaimana tercermin pada grafik H4, jejak GBPUSD masih dalam bingkai channel menurun dengan support kritis pada level 1.26119. Penurunan di bawah 1.26119 akan membuka peluang GBPUSD terus tertekan menuju 1.25686-1.25552, hingga support kuat short term pada area 1.25000-1.24897