PM China bertemu menteri keuangan AS, bahas hubungan bilateral

0
57

Perdana Menteri China Li Qiang bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen membahas berbagai masalah hubungan bilateral kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, Li mengatakan dunia membutuhkan hubungan China-AS yang secara umum stabil, dan apakah kedua negara dapat menemukan cara yang tepat untuk hidup rukun sangat penting bagi masa depan umat manusia.

Tahun lalu, kedua kepala negara bertemu di Bali dan mencapai serangkaian kesepahaman penting, memetakan arah untuk hubungan China-AS.

Saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan adalah prinsip dasar interaksi antarnegara, serta cara yang tepat bagi negara-negara untuk hidup rukun satu sama lain.

“Budaya China menghargai perdamaian di atas segalanya, bertolak belakang dengan hegemoni dan intimidasi,” ujar Li.

Diharapkan bahwa pihak AS akan mengadopsi sikap rasional dan pragmatis, dan bekerja dengan China di arah yang sama untuk mendorong hubungan bilateral kembali ke jalur yang benar secepatnya.

Seraya mengungkapkan bahwa kepentingan ekonomi China dan AS saling terkait erat, Li mengatakan saling menguntungkan merupakan inti dari hubungan ekonomi China-AS, dan penguatan kerja sama menjadi tuntutan realistis dan pilihan yang tepat bagi kedua belah pihak.

“Pembangunan China lebih merupakan peluang alih-alih tantangan bagi AS, dan keuntungan alih-alih risiko,” tutur Li.

Dia menambahkan bahwa memolitisasi kerja sama ekonomi atau memperluas konsep keamanan dalam kerja sama semacam itu tidak berdampak baik bagi pembangunan ekonomi kedua negara dan seluruh dunia.

Li meminta kedua belah pihak untuk memperkuat komunikasi dan mengupayakan konsensus tentang sejumlah isu ekonomi bilateral yang penting melalui pertukaran yang jujur, mendalam, dan pragmatis.

Li juga meminta kedua negara untuk menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dalam hubungan ekonomi China-AS.

China dan AS harus memperkuat koordinasi dan kerja sama, bekerja sama untuk mengatasi tantangan global, dan mempromosikan pembangunan bersama.

Sementara itu Yellen mengatakan bahwa pihak AS tidak berkeinginan memutuskan atau merusak rantai pasokan, dan tidak berniat menghambat proses modernisasi China.

Lebih lanjut Yellen menyatakan kesediaan untuk mengimplementasikan kesepahaman yang dicapai oleh kedua kepala negara di Bali, memperkuat komunikasi, menghindari kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan, memperkuat kerja sama untuk menstabilkan ekonomi makro dan mengatasi tantangan global, serta mencari keuntungan bersama antara kedua perekonomian.