Pidato Kenegaraan Biden akan Soroti Ukraina, Ekonomi, dan Perpecahan Politik

0
58
President-elect Joe Biden speaks Wednesday, Nov. 25, 2020, in Wilmington, Del. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Meningkatnya konflik di Ukraina, pandemi COVID-19, dan seperti biasa, ekonomi, kemungkinan akan mendominasi State of the Union atau pidato kenegaraan pertama Presiden Joe Biden pada hari Selasa (1/3).

Pidato yang diamanatkan secara konstitusional ini merupakan retorika penekanan pencapaian selama satu tahun bagi Presiden AS.

Tidak terkecuali bagi Joe Biden, tetapi State of the Union tahun ini merupakan yang pertama, meskipun ia sebelumnya telah berpidato pada sidang gabungan Kongres.

Pidato kenegaraan ini akan disampaikan Biden pada saat yang sangat sulit.

Seolah-olah menegaskan masa sulit itu, polisi Capitol Minggu (27/2) mengatakan akan mengambil tindakan pencegahan ekstra di lokasi pidato.

“Sebagai kewaspadaan dan bersama-sama Dinas Rahasia Amerika, sebuah rencana telah disetujui untuk memasang pagar penghalang di sekitar gedung Capitol untuk Pidato Kenegaraan.

Saya juga telah meminta dukungan dari lembaga penegak hukum di luar serta Garda Nasional untuk membantu tindakan pencegahan keamanan kita,” kata Kepala Polisi Gedung Kongres Amerika, Tom Manger.

Gedung Putih mengatakan Biden pada pidato Selasa malam, kemungkinan akan membahas invasi Rusia ke Ukraina dan, pandangannya yang lebih luas tentang dunia.

Tetapi juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki menekankan situasinya berubah dengan cepat dan pidato presiden bisa berkembang sebelum ia berbicara di hadapan para legislator.

“Kita berada di tengah invasi aktif,” kata Psaki, Jumat.

“Jadi saya tidak bisa memberikan gambaran tentang apa yang akan disampaikan dalam State of the Union.

Terkait dengan bagaimana presiden memandang pendekatannya terhadap kebijakan luar negeri – kita tahu, presiden mencalonkan diri sebagai presiden yang ingin mengembalikan posisi Amerika di dunia, ingin kembali ke masa di mana para pemimpin lain di seluruh dunia bisa mempercayai kata dan komitmennya.

Apa yang telah kita saksikan selama beberapa bulan terakhir adalah presiden yang mewujudkan hal itu.” Dalam seminggu terakhir, Biden telah menyampaikan tiga pidato tentang meningkatnya krisis di Ukraina; tetapi, di AS yang sangat terpecah secara politik, para analis mengatakan Biden harus siap menerima sambutan yang dingin ketika berbicara tentang apa yang digambarkannya sebagai ancaman terbesar bagi keamanan global sejak Perang Dunia II.

“AS umumnya mendukung presiden ketika menghadapi krisis internasional,” kata Norman Ornstein dari American Enterprise Institute.

“Jika kita menonton Tucker Carlson (pembawa acara TV Fox News), atau mendengarkan Donald Trump, atau mengetahui apa yang telah dikatakan oleh banyak anggota Partai Republik di Kongres, kita tidak akan mendapatkan dukungan dari sejumlah penting populasi.

Perpecahan lama ada saat ini, bahkan untuk hal-hal yang mempengaruhi keamanan nasional Amerika.” Jajak pendapat publik baru-baru ini menunjukkan peringkat persetujuan presiden menurun sejak hari-hari awal pemerintahannya, ketika survei Gallup melaporkan 57% orang Amerika mengatakan menyetujui kinerjanya.

Jajak pendapat kelompok yang sama yang dilakukan pada paruh pertama Februari melaporkan, Biden sekarang memiliki peringkat persetujuan 41% atas kinerjanya.

Mantan presiden Trump, terang-terangan mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dan menunjukkan kebenciannya terhadap Biden.

Trump, Senin mengecam kebijakan energi Biden dan mengatakan “Perang ini seharusnya tidak pernah terjadi.” Trump terus bersikeras bahwa pemilihan November 2020 dicurangi meskipun menghadapi bukti sebaliknya, dan mengatakan di bawah kepemimpinannya, AS akan terus menikmati harga gas rekor rendah, seperti di bawah pemerintahannya, dan AS akan memasok dunia dengan minyak dan gas.

Presiden biasanya menggunakan pidato ini untuk meyakinkan Kongres mengenai agenda domestik dan RUU anggaran agar disahkan.

Ada satu topik yang selalu dibahas oleh setiap presiden selama pidato kenegaraan, kata Jeremi Suri, sejarawan di University of Texas di Austin.

“Ia akan berpendapat bahwa ekonomi tumbuh, pengangguran rendah, dan bahwa kita menuju ke arah yang benar dan bahwa inflasi berkaitan dengan kesulitan pasokan dan kesulitan pandemi, yang berupaya ditanganinya dengan baik dan segera” ujarnya.

“Dan setiap presiden berkomentar tentang ekonomi karena mereka semua ingin mengatakan keadaan ekonomi sedemikian rupa sehingga kita semakin kaya, kita melakukan lebih baik dari sebelumnya.

Satu-satunya pengecualian ketika presiden tidak berbicara tentang ekonomi adalah ketika kita sendiri sedang mengalami perang.”