Sebuah pesawat militer Amerika Serikat yang membawa delapan orang jatuh ke laut di Jepang pada Rabu (29/11), menewaskan sedikitnya satu anggota awak pesawat nahas tersebut.
Militer AS mengatakan kecelakaan itu terjadi saat misi pelatihan rutin di lepas pantai Pulau Yakushima, sekitar 1.040 km sebelah barat daya Ibu Kota Tokyo.
“Kondisi para awak tidak diketahui saat ini,” demikian pernyataan Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS.
Penjaga pantai Jepang mengatakan apa yang tampak seperti puing-puing pesawat rotor miring V-22 Osprey dan satu orang, yang kemudian dinyatakan tewas, ditemukan sekitar tiga km dari pantai.
Seorang perwakilan dari Koperasi Perikanan Yakushima awalnya mengatakan kapal nelayan di daerah tersebut menemukan tiga orang di perairan sekitar, tetapi kemudian mengklarifikasi bahwa hanya satu orang yang ditemukan.
Pesawat jenis Osprey lainnya yang diduga melakukan perjalanan dengan pesawat yang jatuh itu mendarat dengan selamat di bandara pulau itu pada Rabu sore, kata juru bicara pemerintah setempat.
Amerika Serikat memiliki lebih dari 50.000 tentara di Jepang, sebagian besar berada di pulau-pulau strategis penting di Okinawa barat daya, di tengah meningkatnya keagresifan militer China di sekitar Taiwan.
Kecelakaan itu terjadi sebelum jam 3 sore waktu setempat (13.00 WIB), dan para saksi mengatakan mesin kiri pesawat tampak terbakar ketika mendekati bandara untuk pendaratan darurat, meskipun cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi, seperti dilaporkan media.
Pesawat nahas itu bagian dari unit yang berbasis di Okinawa yang dilatih untuk mengangkut dan memasok pasukan operasi khusus, menurut militer AS.
Jepang, yang juga mengoperasikan pesawat Osprey, mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya telah meminta militer AS untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.
Dikembangkan bersama oleh Boeing dan Bell Helicopter, Osprey dapat terbang seperti helikopter dan pesawat sayap tetap serta dioperasikan oleh Angkatan Udara, Marinir dan Angkatan Laut AS serta Pasukan Bela Diri Jepang.
Penggunaan pesawat berkemampuan hibrida itu di Jepang telah menjadi kontroversi, dan para kritikus mengatakan pesawat ini rentan terhadap kecelakaan.
Militer AS dan Jepang menyatakan pesawat tersebut aman.
Pada bulan Agustus, pesawat Osprey AS jatuh di lepas pantai Australia utara saat mengangkut pasukan selama latihan militer rutin, sehingga menewaskan tiga Marinir AS.
Kecelakaan lainnya terjadi di laut lepas pulau Okinawa di selatan Jepang pada Desember 2016, yang menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang sementara oleh militer AS.