Perundingan Dagang Diprediksi Alot, Cina Sulit Menerima Tiga Perbedaan

0
92
The United States is planning economic retaliation to China.

Cina berharap ada solusi dalam perundingan dagang antara AS dan Cina jelang pertemuan antara Trump dan Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang tanggal 28-29 Juni 2019. Perundingan sebelumnya yang mendekati kesepakatan akhirnya gagal dengan mundurnya Cina dari kesepakatan tersebut sehingga terjadi perang dagang jilid II dan membuat Trump memberlakukan tariff impor sebesar $200 Miliar terhadap produk Cina.

Saat ini, Trump mengancam akan mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk Cina senilai $325 Miliar termasuk produk konsumen seperti ponsel, computer, dan pakaian. Jika hal ini di terapkan, maka ini berarti seluruh produk ekspor Cina ke AS di kenakan bea masuk dan hal ini akan membuat semakin memanasnya perang dagang.

Dibandingkan kesepakatan lainnya, ada tiga perbedaan yang selama ini membuat Cina sulit untuk menerima kesepakatan dagang dengan AS yaitu :

  • Cina menuntut penghapusan bea impor yang selama ini di kenakan dalam perang dagang.
  • Cina keberatan untuk membeli barang AS yang jumlah belinya untuk menutup selisih perdagangan Cina dengan AS.
  • Cina menginginkan naskah perjanjian dagang yang seimbang.

Pertemuan kedua kepala negara dan kesepakatan dagang mereka sangan dinantikan oleh pasar global karena masalah perang dagang ini telah banyak mempengaruhi dan menghambat perdagangan dunia. Di samping itu, hasil akhir dari pertemuan mereka diprediksi akan mempengaruhi juga keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunganya di sisa tahun 2019 jika terjadi kesepakatan dagang tidak terjadi dan perang dagang semakin memanas.

Jika perang dagang semakin memanas, maka permintaan Safe Havens Emas dan Yen Jepang akan semakin meningkat. Permintaan Safe Havens Yen Jepang aka meningkat  terutama di saat para investor Jepang kembali menarik seluruh dana investasi mereka kembali ke negaranya (unwinding Carrytrade) jika situasi pasar dunia tidak kondusif.