Pertumbuhan Lapangan Kerja Inggris Meroket Meski Ekonomi Melambat

0
112

JAVAFX – Menurut data yang telah dirilis dari Office for National Statistics (ONS) mengumumkan bahwa jumlah orang yang telah bekerja di Inggris melonjak lagi dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2019, menjelang pemilihan di bulan Desember lalu.

Jumlah orang yang bekerja melonjak 180.000 menjadi 32.934 juta. Dengan pekerja penuh waktu menyumbang sebagian besar pertumbuhan sementara wirausaha juga naik kuat, dari data Kantor Statistik Nasional menunjukkan.

Tanda-tanda kelemahan di pasar tenaga kerja Inggris pada musim gugur mendorong dua penentu suku bunga Bank of England (BOE) untuk memilih pemotongan biaya pinjaman.

Namun tujuh penentu suku bunga BoE lainnya tetap mempertahankan biaya pinjaman di tengah tanda-tanda bahwa ekonomi meningkat pada awal 2020 setelah kemenangan pemilihan umum Perdana Menteri Boris Johnson pada bulan Desember lalu.

Data yang diteriman dari ONS menunjukkan, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan turun 16.000 menjadi 1.290 juta, tingkat pengangguran 3,8% tetap pada level terendah bersama sejak awal 1975.

Dalam tanda lain kepercayaan di kalangan pengusaha tentang niat mempekerjakan mereka, lowongan dalam tiga bulan hingga Januari naik menjadi 810.000, tertinggi mereka sejak tiga bulan hingga September 2019.

Namun, pertumbuhan pembayaran telah melambat dalam beberapa bulan. Dengan total pertumbuhan pendapatan termasuk bonus, naik sebesar 2,9% tahunan, kenaikan terlemah sejak tiga bulan hingga Agustus 2018.

Tidak termasuk bonus pertumbuhan pembayaran juga melambat menjadi 3,2%, kenaikan terlemah sejak kuartal ketiga 2018. Sementara itu, para ekonom mengharapkan total pembayaran tumbuh 3,0% dan pembayaran reguler tumbuh 3,3%.

“Secara riil, pendapatan reguler akhirnya naik di atas level yang terlihat pada awal 2008, tetapi pembayaran termasuk bonus masih di bawah pra-penurunan,” kata ahli statistik ONS Myrto Miltiadou.

Banyak pengusaha masih merasa khawatir bahwa ketidakpastian tentang Brexit akan tumbuh lagi pada tahun 2020 karena Johnson telah mengesampingkan memperpanjang transisi Brexit di luar akhir tahun, dengan mengatakan ia akan meraih kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa saat itu.

Data ONS juga menunjukkan pertumbuhan produktivitas Inggris – sisi negatif dari kenaikan kuat dalam pekerjaan – tetap lemah pada akhir tahun lalu.

Output per jam pada kuartal keempat naik sebesar 0,3% secara triwulanan dan tahunan. Tingkat pertumbuhan tahun ke tahun adalah yang terkuat sejak kuartal kedua 2018 tetapi ONS mengatakan angka-angka itu tidak mewakili terobosan.

“Dalam jangka panjang, pertumbuhan produktivitas tetap jauh lebih lambat daripada sebelum penurunan ekonomi 2008-09,” pungkas ahli statistik ONS, Richard Heys.