Pertemuan di Moskow, Washington, Ingin Atasi Krisis Rusia-Ukraina

0
63

Ancaman konflik di perbatasan Rusia-Ukraina menjadi agenda utama pembicaraan terpisah pada hari Senin (7/2) di Moskow dan Washington.

Presiden Rusia Vladimir Putin akan menerima Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Joe Biden dijadwalkan menerima Kanselir Jerman Olaf Scholz di Gedung Putih.

Gedung Putih menyatakan Biden dan Macron berbicara melalui telepon hari Minggu, membahas “upaya diplomatik dan pencegahan yang sedang berlangsung dalam menanggapi penambahan kekuatan militer yang terus dilakukan Rusia di perbatasan Ukraina, dan mengukuhkan dukungan mereka bagi kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.” Macron pekan lalu mengatakan prioritasnya adalah “berdialog dengan Rusia dan meredakan ketegangan.” Setelah bertemu Putin, ia dijadwalkan ke Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Ukraina pada hari Selasa.

Scholz dijadwalkan melakukan kunjungan serupa pekan depan dengan singgah di Moskow dan Kyiv.

Dialog itu berlangsung sementara AS memperingatkan invasi Rusia terhadap Ukraina “dapat terjadi kapan saja,” kata penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.

“Kami percaya bahwa Rusia telah menempatkan kemampuannya untuk melancarkan operasi militer yang signifikan ke Ukraina, dan kami telah bekerja keras untuk mempersiapkan tanggapan,” kata Sullivan dalam acara “Meet the Press” di stasiun televisi NBC hari Minggu.

Dalam wawancara terpisah di “Fox News Sunday”, Sullivan mengatakan, “Rusia dapat mengambil tindakan terhadap Ukraina hari apapun, atau ini mungkin dalam beberapa pekan.” Para pejabat intelijen AS memperkirakan Moskow telah menempatkan 70 persen kemampuan serangnya untuk melakukan invasi.

Ia mengatakan invasi Rusia akan terjadi “dengan biaya manusia yang sangat besar ke Ukraina tetapi dengan biaya yang strategis untuk Rusia,” dengan AS bersiap menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi yang cepat dan keras terhadap Rusia untuk melumpuhkan ekonominya.

“Apapun tindakan yang diambil Rusia berikutnya, Amerika siap,” katanya.

Akan tetapi Sullivan mengatakan AS bersedia berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait kekhawatiran keamanan yang ia kemukakan mengenai tindakan AS dan 29 sekutunya di NATO.

“Itu mencakup penempatan sistem misil dengan jangkauan tertentu,” kata Sullivan.

“Ini mencakup transparansi mengenai latihan militer.

Ini juga mencakup kapasitas lebih besar untuk membangun rasa percaya dan untuk menghindari insiden yang dapat mengarah ke eskalasi dan salah perhitungan.” “Tetapi apa yang kami tidak siap rundingkan adalah prinsip-prinsip fundamental keamanan yang mencakup pintu terbuka bagi NATO bagi negara-negara yang dapat memenuhi persyaratan,” jelas Sullivan, menolak tuntutan Putin agar NATO mengesampingkan kemungkinan Ukraina menjadi anggota.

Sekutu-sekutu Barat menyatakan tidak ada negara luar yang memiliki hak veto mengenai negara mana yang dapat bergabung dengan aliansi A