Personel Angkatan Laut AS di Kapal Induk Terinfeksi Corona Terus Bertambah

0
191

JAVAFX – Seorang pejabat AS menyampaikan bahwa ada lima personel Angkatan Laut Amerika Serikat yang positif terinfeksi oleh virus korona telah dievakuasi dari sebuah kapal induk. Sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan terhadap para tentara yang berada di kapal induk yang kembali berlayar.

Lima personel militer AS yang positif Covid-19 tapi tanpa gejala yang kentara itu akan dimasukan ke dalam karantina selama dua pekan di pangkalan Militer AS di Guam. Guam yang juga menjadi tempat berlabuh Kapal Induk USS Theodore Roosevelt yang bertenaga nuklir. Pejabat AS juga membenarkan laporan New York Times mengenai lima tentara AS yang terinfeksi virus korona.

Laporan sebelumnya bahwa hampir setengah dari seluruh awak Kapal Induk  Roosevelt dinyatakan positif Covid-19, termasuk kapten. Para anggota militer AS yang positif Covid-19 harus menjalani karantina dan pembersihan kapal induk secara menyeluruh pun telah dilakukan.

Pemerintah AS yang tengah menghadapi gelombang pandemi Covid-19 dengan 1,45 juta orang positif, 86.541 orang meninggal dan 253 ribu sembuh. Sementara itu, dari kalangan militer, pekerja sipil Pentagon dan keluarganya, hampir 8.300 orang terinfeksi dan 27 orang meninggal.

Dengan merebaknya pandemi Covid-19, Kapal Induk Roosevelt yang bertolak ke Pangkalan Militer Guam pada akhir Maret 2020. Kapal induk tersebut harus berlabuh lebih lama di Guam.

Persoalan serangan virus korona ke Kapal Induk  Roosevelt telah menimbulkan persoalan serius angkatan bersenjata AS. Kapten kapal induk Roosevelt telah dipecat oleh pimpinan Angkatan Laut AS karena dinilai tak mampu mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Namun sorang pejabat Pentagon menegaskan bahwa kapal induk sekarang jauh lebih aman terhadap wabah Covid-19 karena dilakukan sterilisasi secara rutin, sekitar 2.900 pelaut telah kembali naik kapal induk, setiap personel militer wajib mengenakan masker, dan penerapan physical distancing.

“Ini lingkungan yang sangat berbeda dari ketika wabah (pertama) ini terjadi,” pungkas pejabat Pentagon yang tak mau disebutkan namanya.