Harga minyak turun pada Kamis karena persediaan bensin di Amerika Serikat, untuk pekan kelima berturut-turut. Namun, harga minyak masih terbantu atas berkurangnya persediaan minyak mentah membantu menopang.
Minyak mentah berjangka Brent turun 16 sen, atau 0,2% menjadi $68,80 barel, dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen, atau 0,3% menjadi $65,43 per barel.
Baik minyak mentah Brent dan AS, keduanya mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret pada hari Rabu sebelum turun. Angka $70 per barel telah bertindak sebagai penghalang untuk pasar sejak Brent menembus tepat di atas level itu pada bulan Maret, dengan investor tidak mau mendorong harga minyak lebih tinggi karena kasus COVID-19 meningkat di beberapa bagian dunia.
Persediaan minyak mentah AS turun pekan lalu melampaui perkiraan karena produksi penyulingan naik dan ekspor melonjak, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu. Persediaan minyak mentah turun 8 juta barel dalam sepekan hingga 30 April menjadi 485,1 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 2,3 juta barel.
Persediaan bahan bakar kenderaan AS meningkat 737.000 barel dalam sepekan, ungkap EIA. Angka ini bertolak belakang dengan pasar yang memperkirakan pengurangan 652.000 barel.
Pembatasan terkait pandemi di Amerika Serikat dan sebagian Eropa berkurang, tetapi infeksi masih meningkat di negara importir minyak mentah utama seperti India dan Jepang, yang membebani harga.
Sementara itu, gerilyawan yang menggunakan bom menyerang dua sumur minyak di sebuah ladang minyak dekat kota Kirkuk di Irak utara Rabu, menewaskan sedikitnya satu polisi dan menyulut api, kata kementerian perminyakan Irak.
Sumber mengatakan bahwa serangan itu tidak mempengaruhi produksi. Namun, pernyataan kementerian perminyakan Irak tidak mengomentari mengenai produksi.