JAVAFX – Harga minyak turun lebih dari 2% pada perdagangan di hari Rabu (12/06/2019), terbebani oleh prospek permintaan yang lebih lemah dan kenaikan pasokan minyak mentah AS meskipun ekspektasi pemotongan pasokan oleh OPEC dan sekutunya kemungkinan akan diperpanjang.
Harga minyak mentah berjangka Brent, turun $ 1,69, atau 2,71%, pada $ 60,60 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun $ 1,56, atau 2,93%, menjadi $ 51,71.
Lembaga Informasi Energi AS (EIA) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia 2019 dan produksi minyak AS pada hari Selasa (11/06/2019). Terjadi peningkatan pasokan yang mengejutkan sehingga membuat harga minyak mentah AS di bawah tekanan. Tentu saja ini membuat investor semakin khawatir .
Pasokan minyak mentah AS naik 4,9 juta barel dalam sepekan yang berakhir 7 Juni menjadi 482,8 juta barel, demikian data dari American Petroleum Institute (API) sebagaimana dilaporkan pada hari Selasa. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi analis yang justru menilai akan turun 481.000 barel.
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, dua konsumen minyak terbesar dunia, juga menekan harga. Presiden A.S. Donald Trump mengatakan dia memegang kesepakatan perdagangan dengan China.
Sementara dalam perdagangan di bursa saham Eropa hari ini juga mengalami penurunan kembali dari posisi tertinggi dalam tiga minggu ini. Dorongan turun terjadi karena pasar merspon data ekonomi China, dimana aktifitas pabrikannya melembut ditengah friksi perdagangan dengan AS. Pasar khawatir bahwa salah satu mesin ekonomi dunia ini mengalami gangguan yang nyata.
Tak heran bila kemudian sejumlah manajer investasi melikuidasi posisi minyak mereka pada tingkat tercepat sejak kuartal keempat 2018.
Pasar memanfaatkan momentum ini sambil menunggu pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berikutnya yang ditetapkan untuk akhir Juni, pasar mencari apakah produsen minyak utama dunia akan memperpanjang pengurangan pasokan mereka. OPEC, bersama dengan non-anggota termasuk Rusia, telah membatasi produksi minyak mereka sebesar 1,2 juta barel per hari sejak awal tahun untuk menopang harga.
Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan bahwa prospek ekonomi makro yang tidak pasti dan produksi minyak yang tidak menentu dari Iran dan lainnya dapat menyebabkan OPEC untuk menghentikan pengurangan pasokan. “Kami mengharapkan hasil seperti itu hanya akan sedikit mendukung harga dengan perkiraan kuartal ketiga Brent kami di $ 65,5 per barel,” tambah Goldman.
Sementara itu, Menteri energi Uni Emirat Arab, Suhail bin Mohammed al-Mazroui, mengatakan pada hari Selasa bahwa anggota OPEC hampir mencapai kesepakatan untuk melanjutkan pengurangan produksi.
OPEC dijadwalkan bertemu pada 25 Juni, diikuti dengan pembicaraan dengan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia pada 26 Juni. Namun Rusia menyarankan perubahan tanggal menjadi 3 hingga 4 Juli, sumber dalam kelompok itu sebelumnya mengatakan kepada Reuters. (WK)