Sejak di buka Gap down kemarin di level 53.22 dari level penutupan Jumat lalu di level 54.32, Oil terus melemah menuju level 52.12, akan tetapi kembali naik hingga mencapai posisi tertinggi di hari ini di level 53.24. Pergerakan selama dua hari ini menunjukkan bahwa Oil telah mengalami konsolidasi antara level 52.10-53.55. Konsolidasi nampaknya akan berlanjut karena Oil terlihat saat ini kembali turun ke level 52.83.
Hal-hal yang di prediksi membuat Oil terkonsolidasi ini adalah :
- Wabah virus corona Wuhan yang menyerang Cina dan mulai menyebar ke berbagai Negara. Meskipun tidak seganas virus SARS / flu burung, tapi virus ini telah menewaskan 80 orang di Cina sehingga beberapa Negara pun mulai memberikan travel warning untuk tidak bepergian ke Cina. Hal ini membuat permintaan minyak mentah dari Cina menjadi jauh berkurang sehingga membuat Oil melemah.
- Akan tetapi, situasi di Timur Tengah kembali memanas setelah roket Iran menyerang langsung ke Kedutaan AS di Baghdad, Irak. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo marah kepada Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi. Akibat hal ini, Irak mengecam serangan tersebut karena serangan tersebut di anggap melanggar kedaulatan Irak dan Abdul Mahdi berjanji akan meningkatkan perlindungan terhadap fasilitas AS di Irak. Iran juga meluncurkan satelit Jafar ke orbit yang di anggap AS merupakan upaya Iran untuk mengembangkan rudal balistik. Hal ini kembali memanaskan kembali ketegangan antara AS dan Iran dan dapat membuat harga minyak naik.
Kedua hal di atas sangat mempengaruhi pergerakan Oil. Karena efeknya yang saling berlawanan, maka pergerakan Oil menjadi terkonsolidasi selama dua hari ini. Namun, selain kedua peristiwa di atas yang saat ini dominan menguasai pasar, ada dua peristiwa lagi yang di nantikan para pelaku pasar dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak yaitu :
- Hasil pertemuan FOMC hari Kamis dini hari nanti di mana suku bunga The Fed di prediksi akan di pertahankan di bawah 1.75%. Para pelaku pasar juga menantikan hasil pertemuan FOMC terkait kebijakan moneter apa yang akan di lakukan oleh The Fed. Hasil kebijakan ini akan mempengaruhi pergerakan Dolar AS terhadap Oil.
- Pelaku pasar juga akan focus menantikan laporan mingguan stok minyak mentah dari API (American Petroleum Institute) yang akan di rilis untuk pekan terakhir 24 Januari 2020. Pekan sebelumnya API melaporkan stok minyak mentah AS naik sebesar 1.6 juta barel.