JAVAFX – Periode positif harga emas berlanjut meski perang dagang memanas pada perdagangan Kamis kemarin dengan masih tampak ada sisi beli yang muncul di saat keinginan naiknya suku bunga the Fed juga masih ada.
Pekan lalu sebelumnya bergerak besar berkat pergerakan mata uang global terhadap dolar AS dengan munculnya krisis baru di Argentina sehingga beberapa mata uang negara berkembang termasuk rupiah mengalami tekanan greenback. Dan beberapa bank sentral dunia seperti Uni Eropa, Inggris dan Turki telah melakukan serangkaian upaya meredam gejolak penguatan mata uang AS dan berhasil, namun kondisi ini gagal dimanfaatkan oleh emas karena emas sendiri sedang mengalami tekanan.
Tekanan tersebut berupa perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga the Fed yang makin menguat sehingga berhasil menahan emas untuk pulih harganya. Sejak April hingga sekarang, harga emas sudah mengalami penurunan sebesar 12% yang juga dipengaruhi oleh kinerja dolar AS yang terus menguat, apalagi beberapa negara berkembang sedang bermasalah juga dengan hutang dolarnya sehingga upaya emas untuk bangkit juga sulit.
Namun masalah tarif antara AS dengan China berlanjut dengan negatif hasilnya dan pasar telah melihat bahwa dengan tarif baru telah digunakan Trump untuk menekan China dengan serangkaian tambahan tarif jika pihak Beijing membandel. Di sisi lain pihak Beijing juga siap melakukan tarif juga kepada barang asal AS dengan nilai $60 milyar pekan depan.
Tindakan saling berbalas ini diiringi dengan upaya yuan untuk terus didevaluasi sehingga dolar AS berhasil mengalami sisi koreksi atau pelemahannya. Kondisi ini dimanfaatkan emas untuk pulih harganya. Berbarengan dengan kondisi tersebut, salah satu lembaga ekonom internasional memperkirakan bahwa tensi perang dagang bisa menurunkan kinerja ekonomi AS hingga setengahnya sehingga investor sudah mulai berani melepas dolarnya sehingga emas makin pulih.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,70 atau 0,31% di level $1212,00 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,07 atau 0,49% di level $14,35 per troy ounce.
Berbeda dengan negara lain, kinerja ekonomi AS sebelumnya, memang kadang menunjukkan kinerja yang lebih bagus meski ada perang dagang sehingga ruang kenaikan suku bunga the Fed memang sulit untuk dibendung lagi. Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ketidakpastian ekonomi sempat gagal berfungsi dengan semestinya, karena investor beralih langsung dengan mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan.
Dan memang cukup sulit bergerak positif jika masalah perang tarif dan suku bunga the Fed selalu menghalangi usaha pemulihan harga emas.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 0,95%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,70% di level 94,196 Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data awal manufaktur dan jasa zona euro dan AS, inflasi Kanada,
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi