Perangi Varian Baru Covid, Biden akan Larang Perjalanan ke Afsel

0
69

Presiden Joe Biden akan memberlakukan larangan bagi sebagian besar warga negara non-AS yang baru-baru ini berada di Afrika Selatan untuk memasuki wilayah AS.

Pejabat kesehatan masyarakat senior AS kepada Reuters mengatakan larangan tersebut akan berlaku mulai Sabtu (30/1).

Biden pada hari Senin (25/1) juga memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brazil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.

“Kami menambahkan Afrika Selatan ke daftar terbatas karena varian yang mengkhawatirkan yang telah menyebar ke luar Afrika Selatan,” kata Dr.Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center of Disease Control/CDC), dalam sebuah wawancara hari Minggu (24/1).

Dia menambahkan CDC “menerapkan serangkaian tindakan ini untuk melindungi orang Amerika dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian ini dan memperburuk pandemi saat ini.” Presiden Donald Trump pada 18 Januari memerintahkan pembatasan pada Brazil dan Eropa dicabut mulai Selasa (26/1), tetapi proklamasi Biden akan membatalkan keputusan itu.

Biden, yang mulai menjabat pada Rabu (20/1), mengambil pendekatan agresif untuk memerangi penyebaran virus setelah Trump menolak mandat yang diminta oleh CDC.

Beberapa pejabat kesehatan prihatin bahwa vaksin saat ini mungkin tidak efektif melawan varian Afrika Selatan, yang juga meningkatkan kemungkinan infeksi ulang.

Varian Afrika Selatan, juga dikenal sebagai varian 501Y.V2, 50 persen lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara.

Pejabat CDC mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan terbuka untuk menambahkan negara lain ke daftar larangan jika diperlukan.

Varian Afrika Selatan belum ditemukan di Amerika Serikat, tetapi setidaknya 20 negara bagian AS telah mendeteksi varian Inggris yang dikenal sebagai B.1.1.7.

Vaksin saat ini tampaknya efektif melawan mutasi Inggris.

Aturan Baru CDC Kepala CDC Rochelle Walensky akan menandatangani perintah terpisah pada Senin (25/1).

Perintah tersebut akan mewajibkan penggunaan masker di semua moda transportasi, seperti pesawat, feri, kereta api, kereta bawah tanah, bus, taksi, dan kendaraan angkutan untuk semua pelancong berusia dua tahun dan lebih tua.

Persyaratan baru tersebut, kata pejabat kesehatan, akan berlaku dalam beberapa hari mendatang.

Masker hanya dapat dilepas untuk waktu singkat saat makan atau minum.

Aturan CDC tersebut baru mulai berlaku pada Selasa (26/1) dan mewajibkan semua pelancong udara internasional berusia minimal 2 tahun untuk menunjukkan hasil tes virus corona negatif yang diambil tiga hari sebelumnya atau bukti pemulihan Covid-19 untuk memasuki wilayah AS.

CDC tidak akan, seperti yang dikatakan pada 12 Januari, mempertimbangkan untuk memberikan keringanan sementara kepada maskapai penerbangan untuk membebaskan beberapa pelancong dari negara-negara yang memiliki keterbatasan kapasitas pengujian.

Pejabat maskapai mengatakan banyak maskapai penerbangan AS pekan lalu telah meminta CDC untuk memberikan dispensasi.

Namun pejabat CDC mengatakan mereka akan mempertimbangkan penerapan dispensasi terkait masalah kemanusiaan, hanya saja akan dilakukan kasus per kasus untuk beberapa pelancong jika diperlukan.

Pejabat CDC mencatat 120 negara saat ini memiliki aturan yang mewajibkan pengujian Covid-19 untuk perjalanan internasional.

Perintah CDC mengatakan para pelancong harus melakukan karantina sendiri selama tujuh hari setelah kembali ke AS dan mempertimbangkan untuk mendapatkan tes Covid-19 baru dalam tiga hingga lima hari setelah kembali ke AS.