JAVAFX – Perang dagang pertahankan supremasi dolar AS pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai tetap menguat dengan melihat gerak-gerik Trump.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1601, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2916, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7188 dan USDJPY ditutup menguat di level 111,09.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1598, GBPUSD bergerak di level 1,2866, AUDUSD di level 0,7343 dan yen di level 111,26.
Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi pelemahan terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk perlawanan pasar dari pergerakan minggu sebelumnya yang di mana indeks dolar atau greenback menguat cukup ringan sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi dunia dengan ekskalasi tarif yang masih belum selesai.
Setelah krisis Turki muncul 2 pekan lalu, di mana tarif baru impor logam Turki ke AS menyebabkan mata uang dunia anjlok dan membuat khawatir investor akan masa depan ekonomi global yang konon kabarnya bisa memunculkan aksi gagal bayar dari hampir seluruh negara Eropa. Situasi ini membuat pasar sempat panik di mana mata uang euro dan non dolar AS lainnya mengalami aksi jual yang besar dibarengi juga rencana kenaikan suku bunga the Fed yang masih kuat keinginannya.
Di sisi lain, beberapa agenda ekonomi AS yang membaik memang sempat membuat mata uang AS mendominasi pergerakan pasar sebelumnya. Apalagi kegiatan dari Presiden Trump sangat membingungkan pelaku pasar dimana Kanada kemungkinan besar tidak ikut serta dalam NAFTA dan dengan Meksiko akan ada perjanjian baru. Dengan China sendiri pihak Trump juga sudah siap-siap dengan tarif baru kembali sehingga potensi safe haven makin besar adanya.
Potensi penguatan indeks dolar akan selalu muncul jika masalah perang dagang mengemuka, apalagi masalah Brexit masih juga belum selesai sehingga sedikit menahan penguatan pound.
Dolar Australia sedikit mundur sejenak setelah data manufaktur China dilaporkan mengalami kemunduran kinerja kembali, terburuk dalam 14 bulan, disebabkan oleh perang tarif.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi