JAVAFX – Perang dagang kirim harga emas alami tekanan jual pada perdagangan Senin kemarin dengan berhasil menciptakan situasi jualnya kembali dengan bayang-bayang akan naiknya suku bunga the Fed dan perang tarif serta sanksi ekonomi yang menyertainya penguatan dolar AS.
China sudah akan memberikan niatnya untuk melakukan tindakan balasannya kepada AS dengan tarif baru dengan nilai kurang lebih $60 milyar jika AS memang memaksakan tarif yang baru nantinya. Tindakan lainnya dari AS bahwa Iran akan segera mendapatkan sanksi ekonomi jenis baru di mana segala bentuk transaksi keuangan termasuk perdagangan emas, batubara dan minyak telah dilarang oleh AS karena AS keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015.
Kondisi beberapa konflik diatas menimbulkan aksi safe haven dolar AS yang marak karena investor mencari aset pengamannya. Kondisi ini tentu bukan cerita baik bagi emas karena harga emas akan terlihat mahal.
Harga emas beberapa pekan lalu sempat membaik setelah Presiden Trump menuduh Uni Eropa dan China telah memanipulasi pergerakan mata uangnya agar tetap bernilai rendah dan terus berusaha menahan kenaikan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat. Trump melihat bahwa situasi seperti ini merupakan kondisi yang tidak adil bagi ekonomi AS yang terlihat dirugikan dalam melakukan transaksi perdagangannya.
Dan akhir pekan lalu, kondisi emas mulai membaik setelah data nonfarm payroll naik namun tidak sesuai harapan pasar dan tingkat penganggurannya membaik. Namun data ISM services mengalami penurunan aktivitas sehingga indeks dolar terbatas penguatannya juga. Namun dukungan dari pandangan the Fed yang baru di mana bank sentral AS ini lebih optimis terhadap masa depan ekonominya sehingga suku bunga akan naik lagi di tahun ini, serta mendapat dukungan moril dari rasa optimis Trump tentang keberhasilannya dalam melakukan perang tarif, telah membuat harga emas terkoreksi kembali di awal pekan ini.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $7,70 atau 0,63% di level $1215,50 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,16 atau 1,05% di level $15,30 per troy ounce.
Dukungan koreksi harga masih berlanjut juga karena World Gold Council melaporkan bahwa permintaan emas dalam 1 semester lalupaling rendah sepanjang sejarah sejak 2009 lalu, menandakan bahwa permintaan emas fisik sedang menurun drastis.
Namun penguatan emas pernah juga muncul lagi ketika Presiden Trump bertemu dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker pada pekan lalu, di mana keduanya sepakat untuk menunda pemberlakuan halangan tarif baru bagi kendaraan dan akan meningkatkan pembelian produk asal AS. Sayangnya situasi justru sedang memburuk di mana kondisi perang tarif AS dan China sedang memanas lagi seiring dengan peningkatan tarif bagi impor China yang awalnya 10% menjadi 25% dengan nilai hingga $200 milyar per tahun, menjadi kondisi perang dagang makin panas dan membuat emas tidak menarik untuk dikoleksi lagi
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 0,16%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,15% di level 95,370. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu penentuan suku bunga Australia, JOLTs job opening AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi