Hasil penyelidikan badan legislatif yang dirilis pada Senin (22/11) mengungkapkan “bukti luar biasa” bahwa mantan Gubernur New York Andrew Cuomo telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa perempuan, dan bahwa ia memerintahkan pegawai negeri sipil (PNS) untuk membantu memproduksi buku tentang kepemimpinannya semasa pandemi selama jam kerja mereka.
Laporan itu juga mendapati bahwa staf Cuomo “telah merevisi secara substansial” laporan Departemen Kesehatan New York tentang jumlah kematian akibat pandemi virus corona di panti-panti jompo dengan tidak mencatat data statistik yang berpotensi meredupkan reputasi Cuomo sebagai pemimpin yang berhasil dalam menangani pandemi.
Temuan yang sangat ditunggu-tunggu itu disusun oleh firma hukum yang disewa oleh Majelis Komite Kehakiman.
Laporan itu memuat bagian tentang pelecehan seksual, yang sebagian besar menggemakan tuduhan yang dibuat dalam laporan sebelumnya oleh jaksa agung negara bagian itu pada musim panas lalu.
Tetapi laporan kali ini memberikan beberapa rincian baru, termasuk kesepakatan pribadi bernilai $5,2 juta yang dibuat Cuomo untuk menulis buku “American Crisis: Leadership Lessons on the Pandemic.” Cuomo telah berjanji kepada para pejabat urusan etika di negara bagian itu bahwa tidak ada sumber daya negara yang digunakan dalam pembuatan buku tersebut, tetapi laporan tim penyelidik firma hukum Davis Polk & Wardwell mengatakan ada bukti bahwa gubernur meminta staf-stafnya menghabiskan banyak waktu untuk mengerjakan proyek buku itu.
Beberapa staf junior dan senior mengatakan kepada tim penyelidik itu bahwa mereka diminta melakukan tugas terkait penerbitan buku pada hari kerja mereka, termasuk transkripsi salinan, mencetak dan mengantarkan buku-buku, serta menghadiri pertemuan dengan para agen dan penerbit.
Seorang pejabat senior negara bagian New York mengirim dan menerima seribu email tentang proyek buku tersebut.
Laporan itu tidak menyebut nama sang pelapor, tetapi detail dalam laporan tersebut mengarah kepada mantan pembantu dekat Cuomo, Melissa DeRosa.
Menanggapi pertanyaan media, juru bicara Cuomo, Richard Azzopardi mengatakan staf junior yang membantu pembuatan buku itu melakukannya di waktu pribadi mereka.
Sementara terkait tuduhan pelecehan seksual, Azzopardi mengatakan Majelis itu terlalu tergantung pada informasi yang dikumpulkan dalam penyelidikan “yang secara politis bias” yang diawasi oleh Jaksa Agung Letitia James, yang kini bertarung untuk memperebutkan posisi gubernur New York.
“Ketika semua fakta telah ditimbang secara adil, tidak akan ada tuduhan pelecehan yang dapat dibuktikan,” ujar Azzopardi.
Cuomo, yang merupakan tokoh asal Partai Demokrat, mengundurkan diri Agustus lalu untuk menghindari kemungkinan sidang pemakzulan.
“Perilaku mantan gubernur – seperti yang ditunjukkan dalam laporan ini – sangat mengganggu dan menunjukkan seseorang yang tidak layak menjabat (di jabatan publik.red),” ujar Ketua Komite Kehakiman Chuck Lavine, yang juga tokoh Partai Demokrat.
Cuomo telah membantah melakukan pelecehan seksual apapun, atau menyentuh perempuan mana pun secara tidak pantas.
Cuomo selama berminggu-minggu telah menyerang penyelidikan yang dilakukan Majelis itu sebagai hal yang bias dan mencoreng nama baiknya.
Mantan gubernur itu juga menghadapi tuduhan pidana terpisah, yaitu tuduhan meraba-raba dada mantan asistennya, Brittany Commisso, setelah memanggilnya ke rumah Cuomo pada 7 Desember 2020.