Apa itu Penjualan Ritel?
Penjualan ritel atau lebih dikenal dengan Retail Sales adalah indikator ekonomi yang mengukur kesehatan ekonomi secara keseluruhan dengan menguraikan informasi belanja konsumen. Laporan ini memberikan ukuran agregat di sektor barang dan jasa ritel yang mencakup durasi satu bulan dengan konsep yang berbeda di setiap negara.
Indikator ini didapatkan dengan melihat pola belanja konsumen yang memberikan gambaran agregasi (keseluruhan) untuk sektor barang dan jasa ritel selama periode satu bulan, dengan konsep yang bisa berbeda di tiap negara.
Misalnya, di Amerika Serikat komponen utama dari data penjualan ritel adalah diler mobil. Oleh karena itu, ada laporan Biro Sensus Amerika Serikat (AS) yang hanya mencakup data “Penjualan Ritel Tidak Termasuk Otomotif” dan “Penjualan Ritel Tidak Termasuk Bensin/Otomotif” untuk menghilangkan potensi ketidakstabilan (volatilitas) dari industri otomotif. Pengecualian ini terkadang disebut sebagai “Penjualan Ritel Inti” di beberapa negara. Secara visual, datanya akan terlihat mirip dengan kalender ekonomi di bawah ini:
Bayangkan kamu adalah seorang detektif ekonomi yang ingin tahu seberapa ramai toko-toko di Indonesia. Nah, kamu punya alat keren bernama “data penjualan ritel”. Alat ini ibarat peta harta karun yang menunjukkan berapa banyak barang yang dibeli orang di berbagai jenis toko.
Kenapa Kita Perlu Tahu Data Ini?
Data ini bagaikan ramalan cuaca untuk para pengambil keputusan ekonomi, seperti pemerintah dan bank sentral. Dengan mengetahui keadaan penjualan ritel, mereka bisa:
- Membuat kebijakan ekonomi yang tepat: Pemerintah dan bank sentral bisa tahu kapan saatnya untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga dan memberikan stimulus ekonomi berdasarkan tren penjualan ritel.
- Memahami kondisi ekonomi: Data ini bisa menunjukkan seberapa kuat atau lemahnya ekonomi Indonesia.
Contoh Penggunaan Data Penjualan Ritel:
- Jika data menunjukkan penjualan ritel yang kuat, pemerintah dan bank sentral mungkin akan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
- Jika data menunjukkan penjualan ritel yang lemah, pemerintah dan bank sentral mungkin akan menurunkan suku bunga dan memberikan stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Parameter Dan Sektor Penjualan Ritel
Mungkin kamu seorang detektif ekonomi yang ingin tahu seberapa ramai toko-toko di Amerika. Di sini, kamu dapat memanfaatkan “indeks penjualan ritel”. Indeks ini ibarat peta harta karun yang menunjukkan berapa banyak barang yang dibeli orang di berbagai jenis toko. Indeks penjualan ritel ini mencakup penjualan:
- Diler mobil dan suku cadangnya
- Toko furnitur dan perabotan rumah
- Toko elektronik dan peralatan
- Toko bahan bangunan, peralatan taman, dan perlengkapannya
- Toko makanan dan minuman
- Toko kesehatan dan perawatan pribadi
- SPBU (Pom Bensin)
- Toko pakaian dan aksesoris
- Toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik, dan buku
- Toko serba ada
- Toko lain-lain
- Toko online (yang tidak punya toko fisik)
- Restoran dan kafe
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Para ahli di Biro Sensus AS ibarat detektif handal yang punya data rahasia tentang berapa banyak dan jenis barang apa yang dibeli di toko-toko tersebut. Data ini dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti laporan keuangan toko, survei konsumen, dan data transaksi kartu kredit.
Nantinya, data-data ini diolah dan diubah menjadi nilai yang menunjukkan kesehatan penjualan ritel secara keseluruhan. Nilai ini naik jika banyak orang berbelanja, dan turun jika sebaliknya.
Informasi ini penting, karena data Informasi di atas bagaikan ramalan cuaca untuk para pengusaha dan pembuat kebijakan. Dengan mengetahui keadaan penjualan ritel, mereka bisa:
- Membuat keputusan bisnis yang lebih baik: Pengusaha bisa tahu jenis produk apa yang laku dan kapan saatnya untuk berinvestasi atau melakukan diskon.
- Membuat kebijakan ekonomi yang tepat: Pemerintah bisa tahu apakah perlu mengeluarkan stimulus ekonomi atau menaikkan suku bunga berdasarkan tren penjualan ritel.
Penjualan Ritel dan Inflasi
Data penjualan ritel yang tinggi belum tentu kabar baik. Kenapa? Soalnya data ini belum memperhitungkan inflasi.
Misalnya: Angka penjualan ritel naik 5%, tapi inflasi juga naik 5%. Artinya, daya beli masyarakat sebenarnya tidak naik. Orang mungkin membeli jumlah barang yang sama tapi dengan harga yang lebih mahal.
Kenapa ini penting untuk trader? Karena trader harus melihat gambaran ekonomi yang utuh. Data penjualan ritel yang tinggi ditambah inflasi yang tinggi bisa jadi tanda ekonomi yang tidak sehat.
Cara Trading dengan Data Penjualan Ritel
Trading dengan data penjualan ritel tidak mudah, tapi ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Data Penjualan Riel ada hubungannya dengan pasar saham. Biasanya, penjualan ritel yang naik berhubungan dengan naiknya harga saham. Soalnya, penjualan yang tinggi berarti laba perusahaan juga naik. Lihat pada gambar, grafik hijau (pasar saham AS/SPX) umumnya mengikuti perubahan data penjualan ritel (garis kuning). Garis oranye menunjukkan perubahan harga saham khusus di sektor ritel (SPDR Retail ETF) yang biasanya lebih fluktuatif mengikuti penjualan ritel.
PENJUALAN RITEL A.S. VS INDEKS S&P500 VS SPDR RITEL ETF (2017 -2022)
Intinya, data penjualan ritel bisa jadi indikator arah pasar saham, tapi tetap harus dilihat bersama faktor lainnya.
Penjualan mobil dan Pasar Saham, ada hubungannya! Di Amerika Serikat, penjualan mobil merupakan bagian yang cukup besar (sekitar 20%) dari data penjualan ritel secara keseluruhan. Ini kabar baik buat investor yang tertarik dengan industri otomotif!
Kenapa? Karena, data penjualan mobil dalam laporan penjualan ritel bisa menjadi petunjuk untuk para investor. Mereka bisa mendapatkan gambaran mengenai keadaan dan prediksi jangka pendek untuk perusahaan mobil lokal.
Lihat pada gambar, garis abu-abu menunjukkan data penjualan ritel, sedangkan garis biru dan hijau menunjukkan pergerakan harga saham dari dua produsen mobil ternama di Amerika, yaitu Ford dan General Motors. Kedua garis tersebut cenderung mengikuti pola yang mirip, menunjukkan adanya hubungan yang positif.
Penjualan Ritel, Ford Motor Co. & General Motors Co. (2012 -2022)
Intinya, data penjualan mobil dalam laporan penjualan ritel bisa menjadi petunjuk tentang kesehatan perusahaan mobil dan bisa dipakai untuk analisa saham di sektor otomotif. Logika yang sama juga bisa diterapkan pada sub kategori lain dalam laporan penjualan ritel, misalnya untuk pakaian atau elektronik.
Penjualan Ritel dan Pasar Forex
Umumnya, data penjualan ritel yang bagus bisa menjadi kabar baik untuk mata uang negara tersebut. Tapi, ini bukan jaminan ya! Karena, data ini juga bisa bikin pasar forex jadi fluktuatif sebelum dan sesudah dirilis.
Mari kita ambil contoh di Amerika Serikat. Data penjualan ritel di AS bisa memengaruhi keputusan Bank Sentral Amerika (The Fed). Ketika penjualan ritel menurun, ini berarti sinyalnya kalau ekonomi AS mungkin sedang lesu. The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga untuk memacu perekonomian. Penjualan ritel meningkat, The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Lihat pada gambar, garis kuning menunjukkan data penjualan ritel AS, sedangkan garis hijau menunjukkan pergerakan indeks Dolar AS. Keduanya memang terlihat naik turun bersamaan, tapi ingat ya, keputusan trader forex nggak cuma berdasarkan data ini saja.
Penjualan Ritel AS VS Indeks Dolar (2022)
Penjualan Ritel: Kesimpulan
Data penjualan ritel berguna untuk semua jenis trader, tidak peduli gaya trading mereka (analisa teknikal, analisa fundamental, atau keduanya). Dengan memahami data ini, trader bisa lebih mengerti pasar keuangan dan alasan di balik pergerakan harga.
Data penjualan ritel bisa dipakai untuk analisa berbagai aset di pasar keuangan, termasuk: Saham, Mata uang (Forex), Komoditas, dan Obligasi. Intinya, data penjualan ritel adalah indikator ekonomi penting yang bisa dipakai untuk melihat kesehatan pasar keuangan secara keseluruhan.