Pengusaha Inggris PHK Sebagian Karyawan Jelang Pemilihan Umum

0
100

JAVAFX – Pengusaha Inggris memberhentikan sebagian besar para pekerja secara masal pasca dirilisnya data resmi pasar tenaga kerja yang melambat ditengah pemilihan yang juga semakin dekat. Pemangkasan tenaga kerja secara masal itu pernah juga terjadi dalam empat tahun lalu antara bulan Juli dan September silam.

Pasar tenaga kerja yang kuat buat para pengusaha Inggris telah dijadikan lapisan perak sebagai tameng dari krisis Brexit, dimana bagi para perusahaan-perusahaan tersebut merekrut pekerja dapat mereka PHK jika nantinya perusahaan mereka mengalami dampak atau efek dari krisis yang terjadi, jika dibandingkan para pengusaha harus membuat komitmen jangka panjang bagi tenaga kerja sebagai bentuk investasi mereka.

Tingkat pengangguran turun kembali sebesar 3,8%, yang merupakan level terendah sejak awal tahun 1975 lalu selama kuartal ketiga.

Melemahnya pasar tenaga kerja terseret karena ada beberapa factor yang mempengaruhi diantaranya seperti, penurunan lapangan pekerjaan, upah bagi para pekerja yang rendah serta sedikitnya lowongan pekerjaan yang membuat ini semua terjadi.

Kekhawatiran seperti inilah yang memberikan sinyal-sinyal dorongan penentu adanya pemangkasan suku bunga di Bank of England dan memilih pemotongan untuk biaya pinjaman pekan lalu.

Data ang berhasil dihimpun adalah jumlah yang bekerja turun 58.000 menjadi 32,753 juta dan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan turun 23.000 menjadi 1.306 juta.

Berdasarkan data yang diterima dari Kantor Statistik Nasional Inggris, pertumbuhan total pendapatan termasuk bonus, naik 3,6% secara tahunan, melambat dari 3,7% dalam tiga bulan hingga Agustus dan pertumbuhan pembayaran juga naik 3,6%, lebih lemah dari semua perkiraan.

Ekonomi Inggris berada pada laju paling lambat dalam satu dekade selama 12 bulan hingga akhir September, yang naik hanya sebesar 1,0%. Inggris juga dilanda oleh ketegangan perang perdagangan AS-China dalam ekonomi dunia dan tenggat waktu Brexit yang ditunda.

Perdana Menteri Boris Johnson juga telah menyerukan pemilihan awal pada 12 Desember mendatang dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan atas rencana perceraian Brexit di parlemen.

Ada banyak pengusaha yang merasa khawatir bahwa ketidakpastian masih akan terus berlanjut hingga tahun depan bahkan jika Johnson memenangkan pemilihan karena dia menghadapi tantangan untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan masa depan dengan Uni Eropa sebelum batas waktu pada akhir tahun 2020 mendatang.

Ketidakpastian Brexit telah memperburuk kekhawatiran jangka panjang tentang lemahnya pertumbuhan produktivitas Inggris. Output per jam datar dalam hal tahunan di kuartal ketiga, peningkatan dari penurunan 0,5% pada periode bulan April-Juni. Tetapi ukuran produktivitas itu belum tumbuh sejak kuartal kedua 2018, yang terpanjang sejak krisis keuangan satu dekade lalu.