JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(10/1/2018), penguatan harga minyak masih terjaga pada perdagangan sore hari ini dimana ada unsur penguatan harga lanjutan setelah laporan produksi OPEC yang makin patuh serta laporan bulanan EIA yang memperkirakan harga minyak masih menguat di tahun ini.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,58 atau 0,92% di level $63,54 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,39 atau 0,57% di harga $69,21 per barel.
Pekan ini, OPEC juga dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Namun produksi minyak OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph.
EIA semalam melaporkan bahwa produksi minyak OPEC rata-rata turun 200 ribu bph menjadi 32,5 juta bph di tahun lalu. Tahun depan diperkirakan akan naik lagi 200 ribu bph sebagai akibat naiknya produksi minyak Libya.
Energy Information Administration juga menyatakan dalam laporan bulanannya bahwa telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74. EIA juga melaporkan bahwa produksi minyak AS di kuartal ini akan naik menjadi $10,04 juta bph, hampir menyamai rekor produksi minyak serpih sepanjang sejarah AS yang pernah tercipta di November 1970.
Penguatan harga minyak juga didukung oleh laporan akhir pekan dari Baker Hughes bahwa 5 kilang minyak AS sudah di non-aktifkan sehingga secara total kilang yang aktif menjadi 742 kilang atau turun dari pekan sebelumnya. Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level tertinggi sejak 2 setengah tahun karena investor gusar melihat kondisi politik Iran yang kurang kondusif sejak akhir tahun lalu sehingga dikuatirkan tuntutan pendemo tersebut bisa mengganggu layanan terhadap produksi dan ekspor minyak Iran.
Tingginya harga minyak juga didukung oleh tingginya aktivitas industri di seluruh dunia, sehingga permintaan minyak sedang membaik dimana EIA memperkirakan bahwa permintaan minyak AS akan mengalami kenaikan dari 410 ribu bph menjadi 470 ribu bph. Penguatan harga minyak pekan lalu didukung oleh penundaan pengiriman minyak AS oleh tanker-tanker yang akan berlayar ke seluruh dunia, karena kondisi cuaca yang buruk sedang terjadi di sebagian besar kawasan AS sedang dilanda musim dingin yang ekstrem. Tentunya kondisi ini dapat menganggu pasokan minyak dunia.
API tadi pagi juga melaporkan bahwa persediaan minyak AS mengalami penurunan di pekan lalu sebesar 11,2 juta barel. Sedangkan persediaan bensin naik 4,3 juta barel, untuk minyak pemanas dan solar naik persediaannya menjadi 4,7 juta barel. Investor minyak menantikan data mingguan persediaan minyak AS versi EIA.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters