JAVAFX – Berita minyak di hari Jumat(16/3/2018), penguatan harga minyak masih terbatas pada perdagangan minyak jelang sore hari ini, dan mungkin akan ditutup di area negatif karena situasi produksi minyak dunia yang masih terlalu besar dibandingkan permintaannya.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,09 atau 0,15% di level $61,28 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,06 atau 0,09% di harga $65,18 per barel.
Sebelumnya EIA menyatakan bahwa 7 lokasi kilang utama di AS mengalami kenaikan produksi sebesar 131 ribu bph menjadi 6,954 juta bph, yang artinya bahwa pekan ini produksi minyak AS akan naik lagi. Kondisi negatif ke harga minyak karena produksi AS ini akan menghalangi upaya OPEC untuk membatasi pasokan minyak dunia.
Seperti kita ketahui bahwa pekan lalu produksi minyak AS naik lagi menjadi 10,380 juta bph. IEA sendiri memperkirakan bahwa kenaikan produksi minyak AS bisa menjadi 12,3 juta bph dan tentu ini adalah negara yang mempunyai produksi minyak terbesar di dunia dan akan menjadi negara swasembada energi. Serta persediaan minyak pemerintah AS di pekan lalu masih naik lagi kurang lebih 5 juta barel.
Semalam Internarional Energy Agency atau Badan Energi Internasional menyatakan bahwa pasokan minyak global meningkat pada bulan Februari sebesar 700 ribu bph dari tahun lalu menjadi 97,9 juta bph. IEA juga mengatakan pasokan dari produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC telah tumbuh sebesar 1,8 juta bph dibandingkan tahun lalu yang mencapai 760 ribu bph. Produksi non-OPEC ini dipimpin oleh produksi AS merupakan yang terbesar.
Menurut IEA bahwa kenaikan pasokan ini lebih banyak dari perkiraan pertumbuhan permintaan yang dapat diproyeksi bahwa tahun ini bisa mencapai 1,5 juta bph, sehingga ada kelebihan pasokan hanya dari produksi mingak di luar OPEC. Badan energi juga melaporkan bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara industri naik pada Januari untuk pertama kalinya dalam 7 bulan ini.
Di sisi lain, pemecatan beberapa pembantu Trump, membuat pasar akan memanas kembali, karena para pembantu Trump tersebut adalah orang yang tidak ingin merubah kebijakan luar negeri AS seperti masalah embargo di Iran dan Venezuela.
Selain itu masalah pengurangan defisit perdagangan AS terhadap China sebesar $100 milyar, juga membuat perubahan mood investor bahwa kondisi industri China akan melemah sehingga permintaan impor minyak dari China nantinya juga akan mengalami penurunan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC