Penguatan Harga Emas Sepertinya Masih Dipertanyakan Jelang Rilis Data Inflasi AS

0
193

JAVAFX – Penguatan harga emas sepertinya masih dipertanyakan jelang rilis data inflasi AS pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual kembali memang masih terlihat, dengan mulai hilangnya pengaruh dari keresahan Trump dengan kemunculan potensi naiknya suku bunga the Fed.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $2,50 atau 0,20% di level $1230,20 per troy ounce.

Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya harga emas sempat mengalami tekanannya meskipun greenback melemah. Data PDB AS yang bagus menjadi penyemangat harga emas untuk terkoreksi karena dukungan kepada naiknya suku bunga the Fed makin kuat.

Harga emas sempat menciptakan level terendah tahun ini lagi namun berubah ke sisi yang positif pekan lalu, ketika ada dukungan dari pasar yang seringkali melepas kepemilikan dolar nya pasca pertemuan Presiden Trump dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker di Washington Rabu malam pekan lalu di mana potensi perang dagang yang sempat mereda waktu itu.

Sebelumnya harga emas sempat terkoreksi tajam sekali terpicu dari pidato ketua the Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa perekonomian AS makin solid dan rencana kenaikan suku bunga the Fed masih ada di tahun ini. Powell menegaskan bahwa inflasi AS sudah diatas target bank sentral. Pelemahan emas memang bisa terjadi karena beberapa unsur data inflasi AS juga sedang meninggi, sehingga unsur pendorong kenaikan suku bunga the Fed juga dirasa sedang bertambah tenaganya, dan bisa membuat indeks dolar juga menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya, sehingga logam mulia pun terkoreksi karena dilihat sedang mahal.

Seiring dengan waktu juga, kondisi penguatan indeks dolar membuat Presiden Trump gusar karena dianggap nagara lain telah memanfaatkan penguatan dolar demi mendapatkan keuntungan perdagangannya dengan AS. Tak puas di situ saja, Presiden Trump juga menuduh Uni Eropa dan China telah memanipulasi pelemahan mata uangnya terhadap dolar AS dan menahan suku bunganya agar tidak naik, membuat defisit perdagangan AS membengkak. Tuduhan Trump itu bertujuan melemahkan dolar AS yang membuat perang dagang jenis baru.

Sisi beli emas dapat muncul lagi pada hari ini karena tren perang dagang bisa memunculkan situasi aksi safe haven dolar AS lagi mendengar rencana balasan China terhadap tarif AS. Kemungkinan pasar masih akan menmberikan reaksi negatif jepang rilis data core pce AS, data patokan inflasi bagi the Fed.

Sebetulnya sisi perang dagang yang mendatangkan inflasi kadang akan membuat dampak kurang bagus ke emas karena ketika inflasi meninggi, investor melihat kenaikan suku bunga the Fed makin mudah naik sehingga ini jalan buruk bagi emas. Jika data core pce naik, tentu akan membuat emas untuk sementara terkoreksi lagi jelang Fed meeting.

Namun poin penting hari ini selain data core pce, yaitu bank sentral Jepang juga akan menentukan kebijakan moneternya, dengan perkiraan akan ada perubahan rencanan kerja. Jika memang ada perubahan, kemungkinan besar harga emas tidak akan menarik karena investor akan beralih ke pasar uang untuk sementara.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi