JAVAFX – Analisa fundamental di hari Selasa(12/9/2017), penguatan emas nantikan sanksi PBB terhadap Korea Utara hari ini yang kemungkinan hal ini bisa menenangkan pasar komoditi global dan sisi-sisi penguatan emas didukung oleh kondisi ekonomi global.
Dengan demikian secara umum emas masih dapat melemah namun tidak banyak sambil menantikan kondisi terkini badai Irma, badai Jose dan badai Katia yang sedang melanda kawasan minyak di Teluk Mexico dan situasi geopolitik di Korea yang akan dijatuhkannya sanksi terhadapnya.
Awal pekan kemarin, secara umum dolar AS membuat tekanan yang hebat karena faktor mulai redanya geopolitik Korea dan mulai terlihatnya kembali kenaikan suku bunga the Fed. Harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $19,50 atau 1,14% di level $1331,70 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup melemah $0,27 atau 1,48% di level $17,86 per troy ounce.
Situasi geopolitik Korea sepertinya akan dieliminasi sejenak, namun harus tetap waspada karena panasnya kondisi Korea ini diperkirakan akan tetap berlangsung pasca peringatan Hari Pendirian Korea Utara di akhir pekan kemarin, dimana hanya ada jamuan makan malam bersama para ilmuwan nuklir Korea Utara kala itu.
Namun AS masih tetap menekan Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi kepada Korea Utara agar tidak melakukan uji bom nuklir kembali. Kondisi yang memanas seperti ini tentu membuat situasi geopolitik bisa muncul sewaktu-waktu, dan tentunya akan muncul aksi safe haven, baik di mata uang maupun di emas.
Faktor sanksi kepada Korea Utara ini membuat China dan Rusia di tengah kebingungan. Korea Utara mempunyai hubungan dagang yang erat dengan kedua sekutunya, dimana ekspor tekstil Korea Utara ke China mempunyai nilai $752 juta, dan Korea mengimpor minyak mentah 4 juta barel dan 4,5 juta barel minyak suling pertahun dari kedua sekutunya.
Sejauh ini AS telah menekan China agar Korea Utara tidak melakukan tindakan provokasinya.
Badai Irma sudah pergi, dan biaya rehabilitasi diperkirakan bisa mencapai $300 milyar, sedangkan biaya rehabilitasi badai Harvey ditaksir $190 milyar. Namun banyak pihak termasuk the Fed bahwa kuartal 3 ini AS akan turun PDBnya, tetapi rasa optimis tetap ada bahwa memasuki 2018 nanti, PDB AS bisa diatas angka 3% karena masifnya pembangunan di AS sekaligus melihat perkembangan tax-cut di AS. Inilah yang bisa menahan koreksi terhadap dolar AS.
Data JOLTS opening yang mengenai pembukaan lapangan kerja di AS bisa menentukan masa depan pasar tenaga kerja AS, apakah masih ketat atau tidak. Penggambaran ini tentu akan membuat investor membacanya ketika data meningkat maka emas bisa tertekan.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Guardian