Pendukung Trump Terobos Masuk, Gedung Capitol Lockdown

0
52

Polisi Gedung Capitol perintahkan lockdown di sekitar kawasan Capitol pada Rabu siang (6/1) dengan alasan ancaman keamanan eksternal, di tengah-tengah serbuan ribuan pendukung Trump memasuki gedung Kongres AS untuk memprotes pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS.

Senat menghentikan proses pengesahan suara elektoral untuk kemenangan Biden, dan Wakil Presiden Mike Pence dilaporkan dikawal keluar gedung oleh agen Secret Service lewat terowongan bawah tanah.

Rekaman video yang beredar di media sosial dan media-media Amerika menunjukkan pendukung Trump melanggar garis polisi di luar gedung dan masuk ke dalam.

Menurut laporan berita TV polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berupaya mendobrak pintu ruangan DPR.

Pengesahan hasil pemilu adalah proses rutin dan merupakan tahap akhir setelah Electoral College resmi memilih Biden pada 14 Desember.

Namun pengesahan ini ditentang oleh beberapa anggota Kongres dari Partai Republik.

Sementara pendukungnya di Gedung Capitol dan bentrok dengan polisi, Presiden Donald Trump mencuit dan meminta mereka untuk “mendukung polisi gedung Capitol dan petugas penegak hukum” dan “tetap damai”.

Seorang perempuan dilaporkan tertembak di bagian lehernya di dalam Gedung Capitol dan Trump juga mencuit video meminta pendukung mereka untuk “pulang” dan “kita harus tetap damai”.

“Saya tahu kalian kecewa…pemilu kita dicuri.

Kita menang telak, tapi kalian harus pulang sekarang.

Kita harus tetap damai, kita harus patuhi hukum dan hormati para penegak hukum.

Kita tidak mau ada yang terluka.” Walikota Washington Muriel Bowser menerapkan jam malam mulai pukul 18:00 waktu setempat.

Sebelumnya, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menolak untuk mengubah hasil pemilu dan mengatakan dia akan “memilih untuk menghormati keputusan rakyat Amerika.

Trump pada Rabu pagi berpidato di depan ribuan pendukungnya di Washington sebelum mereka menuju ke Gedung Capitol.

Ia mengatakan “tidak akan mengakui kekalahannya,” sementara para wakil rakyat berkumpul di Capitol untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS berikutnya.

Di atas panggung dengan latar belakang Gedung Putih, Trump mengulangi klaim-klaim yang tidak bisa dibuktikan bahwa pemilu kali ini “dicuri” dan ia menang “telak.” Trump mengatakan “media berita palsu” menggunakan “virus China” (merujuk pada pandemi COVID-19) sebagai kedok untuk “mencuri hasil pemilu.” Trump juga menuntut Wakil Presiden Pence untuk “melakukan hal yang benar” ketika ia memimpin pengesahan hasil pemilu sebelum yang dilakukan dua minggu sebelum Biden dilantik pada 20 Januari.

Trump juga secara keliru berkeras kalau “Wapres Pence hanya harus mengembalikan hasil pemilu ke masing-masing negara bagian untuk disahkan ulang dan saya jadi presiden dan kalian semua akan sangat bahagia.” Tak lama setelah Trump mengeluarkan pernyataan ini, Pence mengeluarkan surat dan menolak untuk tidak menyetujui hasil pemilu.

“Menurut penilaian saya, sumpah saya untuk mendukung dan membela UU melarang saya untuk mengklaim otoritas sepihak untuk menentukan hasil pemilu mana yang bisa dihitung dan tidak bisa dihitung,” tulis Pence.

Pendukung Trump, termasuk beberapa kelompok yang bentrok dengan polisi, mulai berkumpul di Washington pada Selasa malam.

Polisi mengatakan telah menahan setidaknya enam orang karena membawa senjata dan amunisi, menyerang polisi dan membawa stun gun atau pistol kejut listrik.

Jalan-jalan di Washington ditutup dan Walikota Muriel Bowser telah meminta bantuan pasukan Garda Nasional karena khawatir terjadi konfrontasi dengan kekerasan antara demonstran seperti yang terjadi tahun lalu.

Toko-toko di tengah kota juga telah dipasangi papan pelindung, dan anggota Garda Nasional membantu polisi kota Washington untuk mengamankan demonstran