Pence Kecam Biden Soal Dana Kepolisian di Tengah Kerusuhan Rasial AS

0
66

Dengan semakin banyaknya kerusuhan rasial terjadi di AS, Wakil Presiden Mike Pence pada hari Rabu malam (26/8) mengatakan kepada para pemilih bahwa mereka tidak akan aman di tengah Amerikanya Joe Biden.

Ia menyerang kandidat presiden dari partai Demokrat itu sebagai mitra mereka yang ingin membatasi dana kepolisian.

“Joe Biden mengatakan Amerika secara sistemis adalah rasis,” kata Pence pada malam ketiga Konvensi Nasional Partai Republik (RNC).

“Dan bahwa penegakan hukum di Amerika, memiliki, saya kutip, ‘bias implisit,’ terhadap minoritas.

Dan ketika ditanya apakah ia mendukung pemangkasan dana untuk penegak hukum, ia menjawab, ‘Ya, tentu saja.’” “Kenyataan yang mungkin sulit diterima adalah, kalian tidak akan aman di dalam Amerikanya Joe Biden,” kata Pence dalam pidato di Fort McHenry Baltimore, di mana pasukan AS memukul mundur serangan Inggris pada tahun 1814, pada tahun-tahun awal berdirinya Amerika.

Pertempuran itu mengilhami penulisan lagu kebangsaan nasional AS, The Star-Spangled Banner.

Presiden Donald Trump dan banyak pendukungnya telah menuduh bahwa Biden mendukung Black Lives Matter dan seruan aktivitas liberal mengenai “pengurangan dana” bagi departemen kepolisian setempat, suatu penegasan yang dibantah keras oleh Biden.

Tetapi Pence benar ketika mengatakan Biden dan calon wakil presidennya, Senator California Kamala Harris bersikap terbuka pada pemangkasan pengeluaran untuk polisi dan menggunakan dana yang dihemat itu untuk lembaga-lembaga masyarakat lainnya guna membantu mengatasi kejahatan.

Nominasi Pence resmi menerima pencalonan sebagai wakil presiden untuk masa jabatan kedua Trump apabila mereka menang pada pemilu 3 November.

Bersama istrinya, Karen, dan sekitar 130 orang hadirin yang menyimak, Pence menyatakan tekad ia dan Trump akan bergabung bersama dengan para pendukung polisi dan tidak akan pernah mengurangi dana untuk polisi.

Hadirin, kebanyakan di antara mereka veteran militer lanjut usia, duduk saling berdekatan dan tidak mengenakan masker sebagaimana yang direkomendasikan para pakar kesehatan untuk menghentikan penularan virus corona.

Di tengah-tengah konvensi, kerusuhan rasial terjadi di Kenosha, kota berpenduduk 100 ribu orang di Wisconsin.

Polisi menembak Jacob Blake, seorang lelaki kulit hitam di sana pada hari Minggu lalu (23/8) yang memicu demonstran turun ke jalan-jalan menghadapi polisi sementara beberapa bangunan tampak dibakar.

Seorang remaja berusia 17 tahun dari negara bagian tetangga, Illinois, ditangkap terkait pembunuhan dua demonstran dan penembakan satu orang lagi.

Trump dan Pence, bersama dengan sejumlah pembicara dalam RNC, telah menggambarkan pemerintahan mereka sebagai pendukung kuat penegakan hukum, menentang protes-protes dengan kekerasan yang muncul untuk menentang ketidakadilan rasial dan pelecehan kaum minoritas oleh polisi sejak kematian seorang lelaki kulit hitam, George Floyd pada 25 Mei lalu sewaktu dalam penahanan polisi di Minneapolis, Minnesota.

Pence menyatakan, “Kekerasan harus dihentikan, apakah itu di Minneapolis, Portland atau Kenosha,” dan bahwa pemerintahan Trump akan menjamin “hukum dan ketertiban” bagi setiap warga negara.

Seusai pidato Pence, Trump dan ibu negara Melania melangkah menuju panggung di Fort McHenry untuk menyapa Pence dan istrinya sementara mereka semua mendengar penyanyi lagu kantri Trace Adkins menyanyikan lagu kebangsaan.

Trump dijadwalkan menyampaikan pidato menerima pencalonannya kembali pada hari Kamis malam di Gedung Putih, dengan pesta kembang api di Alun-Alun Nasional yang menandai momen kurang dari 10 pekan sebelum Hari Pemilihan.