JAVAFX – Pemulihan harga emas berlanjut ditengah ancaman turunnya kinerja ekonomi salah satu negara bersengketa pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi beli kembali yang diperkuat dengan melihat pergerakan mata uang AS yang masih bisa tertekan mata uang utama dunia.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback berhasil mengalami tekanannya dari emas, sehingga hal ini masih membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,70 atau 0,31% di level $1212,00 per troy ounce.
Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya, harga emas telah berhasil memanfaatkan momentum dengan berhasil menciptakan sisi belinya kembali dan masih dapat bertahan di atas level psikologis $1200 per troy ounce. Namun secara umum, harga emas masih sulit naik dimana ruang jual mulai muncul di saat the Fed sendiri khawatir dengan perang dagang yang bisa menurunkan kinerja ekonomi. Kondisi ini disebabkan oleh situasi perang dagang yang belum usai keinginannya.
Harga emas sempat melemah di mana pelemahan emas dipicu oleh penguatan greenback akibat data ekonomi AS yang membaik sehingga pasar menyikapi bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan semakin mudah dilakukan dalam waktu dekat. Trump dengan China sudah melakukan aksi saling memberikan tarif dan jika hari ini memang ada pengumuman lanjutan, maka ada peluang emas bisa tertahan kenaikannya, dimana harapannya pengumuman negosiasi segera terwujud sehingga emas bisa menguat kembali, sehingga tensi perang dagang bisa diredam dan emas bisa pulih.
Sebetulnya penguatan harga emas juga tidak bisa berlangsung lama dan besar karena pengaruh akan naiknya suku bunga the Fed serta perang dagang membuat kondisi tersebut terbatas. Pemberi ruang penurunan harga emas juga masih bisa muncul lagi karena keinginan kenaikan suku bunga the Fed sulit untuk dibendung jika data ekonomi AS membaik.
Namun beberapa hari terakhir, aksi bank sentral di China telah mampu menahan gejolak dolar AS dimana kondisi ini tentu membuat emas juga membaik harganya. Di sisi lain, beberap pengamat sudah mulai sangsi dengan kinerja ekonomi AS di kemudian hari mengingat tensi perang dagang yang terus terjadi bisa menjadi poin utama turunnya kinerja ekonomi AS.
Situasi negatif ini tentu menjadi titik bahi mata uang AS untuk terus dalam tren yang melemah jelang the Fed menaikkan suku bunganya pekan depan. Jika memang preseden turunnya kinerja ekonomi menjadi penanda turunnya dolar maka ada harapan harga emas untuk pulih lebih besar.
Namun perang dagang ini memang akan selalu memunculkan aksi safe haven dolar, sehingga sulit bagi emas untuk melakukan perbaikannya. Harapannya adalah keinginan Trump sendiri yang tidak mau dolar AS menguat lebih besar, sehingga dibutuhkan verbal intervensi baru diluar rencana perang tarif.
Harapan lain dengan tidak adanya data ekonomi AS yang penting yang akan rilis hari ini, bisa menjadi jalan bagi dolar AS untuk mengalami tekanan kembali sehingga emas bisa pulih, dengan berharap pula aksi beberapa aksi bank sentral dunia lainnya untuk menekan dolar AS, seperti contohnya China yang terus melakukan devaluasi yuannya dalam beberapa pekan ini.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi