Pekan lalu, para pelaku pasar mata uang sempat yakin bahwa dalam pertemuan FOMC di akhir Juli ini waktu setempat atau awal Agustus dini hari waktu Indonesia, The Fed akan memotong suku bunganya sebesar 50 basis point (bps). Namun persepsi bahwa The Fed akan memotong suku bunganya secara agresif mulai memudar. Penurunan sebesar 25 bps point di anggap lebih sesuai dan masuk akal. Hal ini di lihat dari CME Fed Watch yang memperlihatkan bahwa probabilitas yang menyatakan bahwa The Fed akan memotong suku bunganya sebesar 25 bps dari 2.25%-2.50% menjadi 2.00%-2.25% mengalami kenaikan dari dari 78.1% menjadi 78.8%, sedangkan probablitas bahwa The Fed akan memotong suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 1.75%-2.00% mengalami penurunan dari 21.9% menjadi 21.4%.
Sentimen ini menjadi pendorong utama saat ini untuk dollar AS menguat menjelang pertemuan FOMC pada hari Kamis, pada tanggal 01 Agustus dini hari nanti. Dolar AS masih terlihat menguat di lihat dari pergerakan Dolar index yang sejak awal pekan ini naik dari level 97.08 hingga ke posisi hari ini di level 97.68. Secara teknikal hingga akhir minggu ini, Dolar index di prediksi dapat terus menguat menuju resisten tiga time frame harian atau bolinger atas 20 time frame mingguan pada level 98.00.
Akibat dari menguatnya dollar AS maka AUDUSD di prediksi akan melemah menuju level 0.6970 pada support dua, GBPUSD di prediksi akan melemah menuju area support satu dan support dua pada level 1.2380-1.2407, EURUSD di prediksi akan melemah menuju level 1.1126 pada support satu, Gold di prediksi akan melemah menuju level 1411.03 pada support satu, USDCAD di prediksi akan naik menuju level 1.3160-1.3185 dalam area antara resisten satu dan resisten dua dan USDJPY di prediksi akan menguat menuju level 108.36 pada resisten satu.