Untuk kedua kali hanya dalam tiga minggu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Senin (12/7), bertemu di Gedung Putih dengan para pemimpin kota dan anggota penegak hukum.
Mereka berharap menemukan cara untuk mengurangi kejahatan dan mengekang kekerasan dengan menggunakan senjata api.
Pertemuan itu menggarisbawahi meningkatnya ketakutan akan kekerasan musim panas serta kekhawatiran politik akan imbas kejahatan terhadap Demokrat karena mereka ingin melindungi margin tipis mereka di Kongres.
Salah seorang peserta pertemuan itu adalah Eric Adams, ketua Borough Brooklyn dan sangat dijagokan untuk menjadi Wali Kota New York City berikutnya.
Berbicara kepada para wartawan di luar Gedung Putih pada sore hari, Adams memuji Biden karena menangani masalah ini dengan sangat mendesak.
“Saya harus angkat topi untuk presiden ini,” ujar Adams.
“Komunitas lain terbangun karena alarm.
Komunitas kulit hitam, cokelat, dan miskin terbangun karena suara tembakan.
Presiden mengatakan ini bukan Amerika di mana kita akan hidup.” CJ Davis, perempuan pertama yang memimpin Departemen Kepolisian Memphis mengatakan, saat ini, komunitas kulit hitam dan coklat sedang diteror akibat kekerasan dengan senjata api.” Wali Kota dari kota-kota besar dan anggota Kongres menyatakan kekhawatiran akan meningkatnya kejahatan, yang diyakini antara lain karena imbas pandemi.
Jajak pendapat menunjukkan masalah itu semakin mengkhawatirkan bagi banyak orang Amerika.
Biden memulai politik yang berisiko, hendak menyeimbangkan dukungan kuatnya bagi penegak hukum dan gerakan reformasi polisi yang diperjuangkan oleh banyak pendukungny