Pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan pada Kamis bahwa pihaknya akan menyediakan 401 juta dolar AS ( Rp5,92 triliun) untuk memberikan akses ke internet berkecepatan tinggi bagi 31.000 penduduk pedesaan dan kalangan bisnis di 11 negara bagian.
Kebijakan itu merupakan bagian dari upaya Biden memperluas akses ke jaringan internet.
“Dengan uang ini, kami selangkah lebih dekat ke sasaran ambisius Presiden Biden untuk menyediakan internet yang terjangkau dan andal bagi semua,” kata koordinator infrastruktur Biden, Mitch Landrieu kepada wartawan.
Pada saat yang sama, Wakil Presiden Kamala Harris melakukan perjalanan ke New York pada Kamis untuk mengumumkan pembentukan Koalisi Peluang Ekonomi, sebuah koalisi dari 23 perusahaan dan yayasan, dengan tujuan menginvestasikan miliaran dolar ke masyarakat berpenghasilan rendah.
Tujuan kelompok itu, kata Gedung Putih, adalah untuk “mengatasi kesenjangan ekonomi dan mempercepat peluang ekonomi di komunitas kulit berwarna dan komunitas lain yang kurang terlayani.” Gedung Putih mengatakan anggota pendiri koalisi termasuk Ariel Investments, Bank of America, BNY Mellon, Capital One, Citi, Discover, Ford Foundation, Goldman Sachs, Google, Key Bank, Kresge Foundation, Mastercard, McDonalds, McKinsey & Company, Micron , Momentus Capital, Moody’s, Netflix, PayPal, PNC, The Rockefeller Foundation, TIAA, dan Upstart.
Pinjaman dan hibah senilai 401 juta dolar itu berasal dari Program ReConnect, dengan dana yang disalurkan oleh Departemen Pertanian AS.
Dana ini akan mendukung proyek internet berkecepatan tinggi di Alaska, Arizona, Arkansas, California, Colorado, Idaho, Montana, New Mexico, Nevada, North Dakota dan Texas, kata departemen itu./data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_220728_164043_307.sdoc