Menghadapi kritik yang memuncak dari sekutu-sekutu di Partai Demokrat, Gedung Putih mengatakan bulan depan Presiden Joe Biden akan mencabut batas jumlah pengungsi paling rendah dalam sejarah yang ditetapkan oleh pendahulunya, setelah pada awalnya mengatakan bahwa dia akan membiarkan batas itu tetap berlaku.
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat (16/4) yang mengatakan Biden akan menetapkan “batas jumlah final yang diperbesar” pada 15 Mei untuk sisa tahun fiskal ini.
Sebelumnya Jumat (16/4), Biden menandatangani perintah eksekutif yang membatasi penerimaan pengungsi sebanyak 15 ribu untuk tahun fiskal 2021, angka yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump.
Biden mengatakan dalam perintah itu bahwa jumlah tersebut “tetap dibenarkan demi kemanusiaan dan terlebih lagi demi kepentingan nasional.” Menurut perintah yang ditandatangani oleh Biden, pemerintah mengubah alokasi asal pengungsi.
Perintah tersebut mengalokasikan 7.000 untuk pengungsi dari Afrika, 3.000 dari Amerika Latin, 1.500 dari Eropa dan Asia Tengah, 1.500 dari Timur Dekat dan Asia Selatan, dan 1.000 dari Asia Timur.
Jatah 1.000 yang tersisa akan digunakan sesuai kebutuhan.
Namun, Biden juga mengatakan dalam perintahnya, jika batas tersebut tercapai sebelum akhir tahun anggaran, maka dapat dikeluarkan penetapan presiden untuk menaikkan plafon.
Perintah itu menuai kritik dari para tokoh Demokrat, termasuk dari Senator Dick Durbin, pejabat tertinggi kedua dari Parti Demokrat di Senat, yang menyebut batas pengungsi itu “tidak dapat diterima.” “Menghadapi krisis pengungsi terbesar di zaman kita, tidak ada alasan untuk membatasi jumlah hanya 15 ribu.
Katakan tidak, Presiden Joe,” kata Durbin dalam sebuah pernyataan.
Senator AS Bob Menendez, seorang Demokrat dari New Jersey dan ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, menulis surat kepada Biden, mendesaknya untuk menepati janji kampanyenya dan menaikkan plafon jumlah pengungsi.
“Gagal mengeluarkan keputusan baru berarti merusak sasaran yang Anda nyatakan untuk membalikkan kebijakan pengungsi pendahulu Anda dan untuk membangun kembali Program Penerimaan Pengungsi ke target 125 ribu orang pada tahun anggaran 2022,” tulisnya.