Putaran baru pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia dimulai di Wina, Austria, pada Kamis (4/8) setelah terhenti selama 150 hari, menurut kantor berita resmi Iran IRNA.
Tim negosiator Iran, yang dipimpin oleh Kepala Negosiator Nuklir Iran Ali Bagheri Kani, menggelar pertemuan dengan delegasi Rusia yang dipimpin oleh Mikhail Ulyanov, perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina dan kepala negosiator untuk pembicaraan Wina.
Kedua belah pihak melakukan “pertukaran pandangan yang jujur, pragmatis, dan konstruktif tentang cara dan sarana mereka untuk mengatasi isu-isu penting yang masih ada,” ujar Ulyanov di Twitter setelah pertemuan itu.
Bagheri Kani juga bertemu dengan Enrique Mora, Kepala Koordinator Uni Eropa untuk Pembicaraan Nuklir Iran, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Austria Peter Launsky-Tieffenthal Iran menandatangani kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA).
Negara-negara besar dunia pada Juli 2015 setuju untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan penghapusan sanksi terhadap negara tersebut.
Namun, mantan presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian itu dan menerapkan kembali sanksi sepihak terhadap Teheran, yang mendorong Iran membatalkan beberapa komitmennya dalam pakta tersebut.
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali JCPOA dimulai pada April 2021 di Wina, ibu kota Austria, tetapi ditangguhkan pada Maret tahun ini lantaran perbedaan politik antara Teheran dan Washington.