Harga minyak mengabaikan kenaikan yang diraih pada awal perdagangan di hari Kamis (23/12/2021) karena sejumlah Negara kembali memberlakukan pembatasan perjalanan baru untuk memerangi kasus yang melonjak, meskipun penurunan tetap dibatasi oleh perkembangan positif di sekitar COVID-19. Harga minyak mentah di bursa berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 12 sen, atau 0,1%, menjadi $72,62 per barel pada 15:10 WIB setelah melonjak 2,3% di sesi sebelumnya. Minyak mentah berjangka Brent turun 18 sen, atau 0,1%, menjadi $75,11 per barel, setelah naik 1,8% di sesi sebelumnya.
Kenaikan harga yang besar di hari Rabu sebagian didorong oleh penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS pekan lalu. Pasar nampak menyambut baik aliran berita yang menggembirakan pada masalah Omicron minggu ini, dimana investor secara bertahap mendapatkan kembali selera risiko mereka, sayangnya pembatasan yang berlaku membuat pergerakan harga berbalik arah lagi.
Amerika Serikat mengesahkan pil antivirus COVID-19 Pfizer Inc untuk orang berusia 12 tahun ke atas, pengobatan oral dan di rumah pertama serta alat baru untuk melawan varian Omicron yang menyebar cepat. Sementara itu, AstraZeneca mengatakan tiga dosis vaksin COVID-19 efektif melawan varian virus corona Omicron, mengutip data dari studi laboratorium Universitas Oxford.
Di sisi lain, pemerintah menerapkan kembali berbagai pembatasan untuk memperlambat penyebaran Omicron. Kota Xian di China pada hari Rabu memerintahkan 13 juta penduduknya untuk tinggal di rumah, sementara Skotlandia memberlakukan batas berkumpul mulai 26 Desember hingga tiga minggu, dan dua negara bagian Australia menerapkan kembali mandat masker saat kasus melonjak.
Namun, kekhawatiran atas potensi dampak pembatasan mobilitas pada permintaan bahan bakar telah surut karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, telah membiarkan pintu terbuka untuk meninjau rencana mereka untuk menambah pasokan sebanyak 400.000 barel per hari pada bulan Januari.
Ancaman tindakan OPEC+ telah surut secara dramatis sekarang karena minyak mentah Brent kembali di atas $75 per barel, dengan $80 per barel menjadi sweet spot untuk pengelompokan. Kenaikan harga minyak mentah WTI di bursa berjangka telah melampaui Brent, menyusutkan selisih di antara keduanya.