JAVAFX – Pelemahan harga minyak masih berlangsung pada perdagangan siang hingga sore hari ini dimana unsur aksi jual kembali berlanjut sejak semalam setelah dolar AS mengalami penguatannya yang terbantu oleh hasil notulen rapat suku bunga the Fed.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,70 atau 1,13% di level $60,98 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak April di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,60 atau 0,92% di harga $64,82 per barel.
Penguatan dolar AS terjadi hingga siang ini setelah the Fed dalam notulennya menyatakan bahwa kondisi ekonomi AS akan memanas dan suku bunga bisa naik secara bertahap. Penguatan dolar AS itu berarti impor minyak dunia akan terlihat lebih mahal sisi belinya sebagai konsekuensi bersamaan dengan naiknya nilai dolar AS. Situasi ini sepertinya masih akan bertahan hingga pekan ini, demikian menurut penuturan ahli komoditi Reuters Wang Tao, yang memprediksi bahwa harga Brent bisa ke area level $62 per barel.
Jarak harga antara WTI dan Brent atau biasa dikenal dengan sebutan disparitas harga WTI dan Brent makin menipis, sekitar $4 per barel, turun dari $7 per barel ke atas pada akhir tahun 2017 lalu. Seperti kita ketahui bahwa kondisi disparitas harga yang melebar biasanya akan membawa dampak produksi minyak serpih AS akan meningkat tajam. Biasanya disparitas di atas angka $5 per barel membuat produksi minyak AS akan meningkat tajam.
Meskipun pasokan minyak AS akan berkurang karena jaringan pipa Keystone Kanada yang sejak berlangsung sejak akhir tahun lalu menyusut sejak terjadi kebocoran dan masuknya waktu pemeliharaan kilang-kilang minyak di Eropa, tetap saja bahwa harga minyak dunia mengalami tekanan. Dari data intelijen Genscape dinyatakan bahwa persediaan minhak AS di Oklahoma mengalami penurunan sebesar 2,1 juta barel di pekan lalu, namun sentimen jual belum berhenti.
API sendiri tadi pagi menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan sebesar 907 juta barel menjadi 420,3 juta barel di pekan lalu. Investor menantikan data persediaan minyak AS versi pemerintah yang akan dirilis oleh EIA, yang menurut Reuters akan terjadi kenaikan persediaan.
Secara umum, pasar minyak tetap di dukung dengan baik karena adanya pembatasan pasokan minyak OPEC. Sekjen OPEC Mohammed Barkindo menyatakan bahwa rata-rata tingkat kepatuhan terhadap komitmen pembatasan pasokan minyak tahun lalu mencapai 107%. Sedangkan awal tahun ini, tingkat kepatuhan sudah naik menjadi 133%.
Barkindo menyatakan bahwa permintaan minyak global di 2018 bisa tumbuh 1,6 juta bph.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC