JAVAFX – Analipsa fundamental di hari Senin(29/1/2018), pelemahan harga emas masih bisa terjadi kembali pada perdagangan hari ini di mana berharap pula bahwa dolar AS masih terus membuat sisi reboundnya kembali sambil menantikan beberapa data inflasi dan pertumbuhan AS jelang the Fed melakukan rapat suku bunga di pekan ini.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback membuag tekanan kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $10,80 atau 0,79% di level $1349,50 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditi emas mengalami kenaikan sebesar 1,4%.
Presiden Trump menyatakan pesan bahwa dirinya ingin greenback menguat di masa depan dan beberapa programnya dibutuhkan AS untuk memulihkan ekonominya serta peluang investasi ke AS sangat terbuka bagi segala pihak sehingga iklim persaingan mata uang akhir pekan lalu sangat kental terasa dan membuat emas tidak dilirik okeh investor.
Tampaknya juga persaingan tersebut masih akan muncul di awal pekan ini dengan segala kepentingan yang akan mempengaruhi keinginan investor untuk mengoleksi dan menutup perdaganga. bulan ini dengan positif atau negatif kepada emas jelang FOMC meeting berlangsung di pekan ini.
Emas sendiri berharap segala bentuk kegiatan atau pernyataan dari Presiden Trump juga bersifat kontroversial sehingga dapat merugikan dolar AS. Sebetulnya bila melihat dolar yang terus melemah maka data neraca perdagangan AS akan menyempit defisitnya sehingga di sini ada peluang ekonomi AS akan menikmatinya dan emas bisa melemah lagi nantinya.
Melihat dolar AS melemah terus justru membuat beberapa bank sentral di luar AS sedang kebingungan karena bisa dolar AS terus melemah maka produktivitas mereka juga tentu akan terganggu dengan terbatasnya ekspornya ke AS dan membanjirnya produk-produk barang asal AS, apalagi AS terus meningkatkan peran proteksi impornya serta memperketat pengawasan terhadap hak paten dar barang-barang impor yang masuk. Inilah yang sedikit banyak membuat investor emas ragu mengoleksinya dengan besar-besaran.
Pasar hari ini akan melihat perkembangan data tingkat harga di sisi konsumen yaitu dari data core PCE yang merupakan data inflasi patokan dari the Fed. Inevstor juga akan melihat data dari pengeluaran dan penghasilan pribadi dari warga AS. Semua data akan menunjukkan sebuah kemampuan warga AS terhadap pola konsumsi mereka yang dapat mempengaruhi produktivitas dan tingkat harga atau inflasi AS di masa yang akan datang.
Bila data-data tersebut menunjukkan peningkatan, maka memang ada peluang bagi dolar AS untuk menekan emas karena keyakian the Fed untuk menaikkan suku bunganya 3 kali di tahun ini makin menguat dan sekaligus menunjukkan bahwa beberapa pernyataan pejabat AS seperti Steven Mnuchin dan Trump hanyalah sebuah retorika saja di balik sebuah kekuatan ekonomi AS yang masih tegar menghadapi serbuan peningkatan ekonomi di Eropa dan Asia.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters