Pejabat Kesehatan Masyarakat AS Peringatkan Bahaya Disinformasi soal Vaksin COVID-19

0
61

Kepala badan urusan kesehatan masyarakat, Surgeon General A.S.

Vivek Murthy, Kamis (15/7) menyampaikan anjuran kesehatan masyarakat yang mendesak masyarakat untuk membantu membatasi penyebaran informasi yang salah tentang vaksin COVID-19, yang katanya telah menyebabkan kelambanan program vaksinasi A.S.

Dalam anjuran Murthy, yang pertama sejak menjabat awal tahun ini, ia menyebut kesalahan informasi kesehatan sebagai “ancaman serius bagi kesehatan masyarakat” yang bisa “menyebabkan kebingungan, menuai ketidakpercayaan, membahayakan kesehatan masyarakat, dan merusak upaya kesehatan masyarakat.” Ia menyebut penelitian baru-baru ini yang menunjukkan bahwa paparan singkat pada informasi vaksin COVID-19 yang salah telah membuat orang cenderung tidak ingin divaksinasi, sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan sekitar sepertiga dari orang dewasa AS masih belum divaksinasi.

Murthy mengatakan informasi yang salah juga telah menyebabkan intimidasi dan kekerasan terhadap petugas kesehatan masyarakat, dan profesi lain yang ingin berkomunikasi atau menegakkan tindakan kesehatan masyarakat.

Murthy membedakan antara misinformasi dan disinformasi, yaitu informasi salah yang dengan sengaja disebarkan, misalnya untuk keuntungan finansial atau keuntungan politik.

Ia mengatakan orang yang berbagi informasi yang salah sering melakukannya karena bingung atau benar-benar ingin mendapatkan fakta.

Murthy mengatakan informasi yang salah sering dibingkai dengan cara yang sensasional atau provokatif, yang membuatnya lebih mudah menyebar di platform media sosial yang menggunakan algoritme yang memberi penghargaan “likes” dan komentar atau reaksi terhadap materi yang dipasang.

Murthy meminta masyarakat untuk memverifikasi keakuratan informasi yang mereka terima dengan memeriksa sumber yang bisa dipercaya dan kredibel.

Ia mengatakan, “Jika Anda tidak yakin, jangan bagikan.” Ia juga mendorong orang untuk melibatkan teman dan keluarga tentang masalah ini.

“Jika seseorang yang kita sayangi memiliki persepsi yang salah, kita mungkin bisa membuat terobosan dengan mereka dengan terlebih dahulu berusaha memahami daripada menghakimi,” katanya.