Kepala badan urusan kesehatan masyarakat, Surgeon General AS Dr.Vivek Murthy pada Minggu (18/7) mengatakan dia khawatir akan meningkatnya kasus virus corona baru di negara itu.
Dia mengatakan perusahaan-perusahaan media sosial ikut menyebabkan hal itu karena kurang melakukan upaya yang cukup untuk menghapus misinformasi mengenai vaksinasi.
“Saya khawatir dengan apa yang kita saksikan,” kata Murthy kepada “Fox News Sunday.” Sekitar 29 ribu kasus baru didiagnosis setiap hari di AS, tingkat yang kurang lebih sama dengan April 2020 ketika pandemi pertama kali menyapu negara itu.
Varian delta yang sangat menular sangat problematik.
“Pandemi belum usai,” katanya.
“Kabar baiknya adalah orang-orang yang sudah divaksin sangat terlindungi,” katanya.
Namun, dia mencatat bahwa 95 persen kematian yang kini terjadi di AS, lebih dari 250 sehari, adalah orang-orang yang belum divaksin.
Senada dengan pernyataan Presiden Joe Biden, Murthy mengatakan orang-orang “dihujani dengan misinformasi,” mengenai vaksin yang dikatakan tidak aman atau tidak perlu.
Presiden Biden pekan lalu mengatakan misinformaasi yang diunggah ke media sosial “membunuh orang-orang,” dan bahwa, “Satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah di kalangan yang belum divaksin.” Situs Facebook yang digunakan oleh jutaan warga AS mengatakan telah menghapus 18 juta misinformasi terkait COVID-19.
Murthy mengatakan, “Yang mereka lakukan tidak cukup.
Niatnya baik, tapi saya meminta mereka untuk melakukan lebih banyak lagi.”